"Tidak akan tiba hari kiamat hingga Sungai Eufrat menampakkan timbunan emas. Manusia akan saling membunuh karenanya, dan dari seratus orang, sembilan puluh sembilan di antaranya tewas. Setiap orang berharap menjadi yang beruntung," (HR Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA:Israel Serang RS Indonesia di Gaza, Belasan Meninggal, Ratusan Terluka
Fenomena ini menjadi pengingat akan keterkaitan antara perubahan alam dan makna mendalam, baik dalam ilmu pengetahuan maupun spiritualitas.
Dengan kondisi yang semakin kritis, Sungai Eufrat bukan lagi sekadar aliran air tetapi juga simbol peradaban, sumber kehidupan, dan keyakinan.
Mengeringnya sungai ini mengingatkan dunia bahwa perubahan iklim memiliki dampak nyata dan serius pada keberlangsungan hidup manusia.
Fenomena ini sekaligus menjadi seruan pentingnya kerja sama global dalam menjaga dan melindungi sumber daya alam yang merupakan fondasi peradaban umat manusia. (**)