Komisi X DPR Soroti Dampak TKA, Banyak Keluhan Terkait Kesehatan Mental Siswa, Kemendikdasmen Ungkap Begini
Ilustrasi Rapat DPR RI -Istimewa/Bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Komisi X DPR RI menyoroti makin banyaknya laporan mengenai tekanan psikologis yang dialami peserta didik dampak baik persiapan maupun pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Hal itu terkuak dalam rapat bersama komisi X DPR RI bersama Kementerian Pendidikan.
Disebutkan, kebijakan TKA kembali dipertanyakan karena dinilai memicu tekanan berlebih pada peserta didik di berbagai jenjang.
Anggota Komisi X DPR Adde Rosi Khoerunnisa menuturkan TKA membuat beberapa siswa tertekan meski TKA tidak diwajibkan seperti ujian nasional.
Ia menilai fenomena les berlebihan dan kelelahan kognitif telah muncul sebagai masalah baru.
hingga penurunan motivasi akibat pola pembelajaran dan evaluasi yang terlalu menekankan capaian akademik.
"Tetapi beberapa kali Pak Menteri juga menyampaikan, ini tuh bukan UN ya. Tapi ada hal lain yang ternyata menjadi kecemasan kami sebagai orang tua," katanya.
BACA JUGA:Dihadapan DPR RI, Kemendikdasmen Bongkar Kecurangan dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025
BACA JUGA:Kemendikdasmen Siapkan Beasiswa untuk 150.000 Guru di Seluruh Indonesia
Kecemasan tersebut bebernya, kini berkembang menjadi persoalan kesehatan mental. Siswa, kata Adde akan kehilangan fokus karena tekanan belajar yang berlebihan.
Sementara itu wakil ketua komisi X, Kurniasai Mufidayati menilai TKA perlu menjadi perhatian serius, terlebih siswa/siswi merasa kehilangan harapan masuk perguruan tinggi.
“Kemarin juga beberapa siswa pas kita kunjungin itu, ‘kayaknya udah enggak ada harapan nih masuk SNBP’ gitu. Sampai sudah punya hopeless seperti itu,” jelas Kurniasih.
Ia juga mempertanyakan penentuan jadwal TKA jenjang SMP yang dianggap tidak tepat karena berdekatan dengan libur lebaran.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, mengakui siswa butuh adaptasi mental dalam menghadapi asesmen berskala nasional.
BACA JUGA: Kemendikdasmen Rancang Aturan Baru Pencegahan Kekerasan di Sekolah Mulai 2026
BACA JUGA:Kemendikdasmen Hadirkan Cara Belajar Baru, Papan Interaktif Digital Ubah Atmosfer Pendidikan Daerah
"Sebetulnya mereka (siswa) cerdas, tetapi belum semua terbiasa bertanding dengan jujur di dalam tekanan yang nyata,"kata Toni.
Ia menjelaskan struktur soal TKA dirancang berbasis Knowing, Applying, dan Reasoning, untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
"Tantangan utama dari para murid kita sering kali bukan pada kompleksitas materi, melainkan pada kemampuan mentransformasikan masalah kontekstual ke dalam model atau persamaan matematika," jelasnya.
Kemendikdasmen menyatakan komitmennya untuk memastikan asesmen nasional tidak menjadi sumber tekanan berlebih.
Sekolah diminta menerapkan pendekatan pembelajaran yang humanis, memberikan pendampingan psikologis, dan mengedepankan asesmen yang mendorong pemahaman, bukan sekadar pencapaian nilai, tukasnya. (**)