38 Desa di Benteng Rawan Banjir, Ini Lokasinya
Rawan Bencana : Foto bersama usai diskusi publik penyusunan dokumen kajian risiko bencana (KRB) Kabupaten Benteng tahun 2024-2028, di Aula Riung Gunung, Jumat, 14 Desember 2024-Bakti/BE -
harianbengkuluekspress.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengadakan diskusi publik penyusunan dokumen kajian risiko bencana (KRB) Kabupaten Benteng tahun 2024-2028 di Aula Riung Gunung, Jumat 14 Desember 2024.
Acara dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Benteng, Harmen Junaidi ST dan dihadiri oleh pihak-pihak terkait. Hasil kajian yang tertuang dalam rancangan KRB, ada beberapa wilayah di Kabupaten Benteng yang masuk kategori rawan bencana. Salah satunya ialah kategori rawan banjir yang terdapat di 35 desa dan menyebabkan kawasan pemukiman ikut terendam. Dari informasi yang disampaikan peserta diskusi, juga terdapat 3 desa yang terdampak banjir akibat banjir bandang. Diantaranya Desa Surau dan Rindu Hari Kecamatan Taba Penanjung serta Desa Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang.
BACA JUGA:Pangan Murah di Mukomuko Ludes Terjual, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Dishub Benteng Optimis Retribusi Parkir Lampaui Target, Segini Jumlahnya
Selain kategori rawan banjir, juga terdapat sebanyak 38 desa yang masuk kategori rawan gempa, 31 desa kategori rawan cuaca ekstrim, 5 desa kategori rawan gelombang ekstrim dan abrasi, 11 desa kategori rawan bencana tsunami, 31 desa kategori rawan bencana tanah longsor dan 31 desa kategori rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Melalui diskusi ini, kita akan mendapatkan data-data real mengenai wilayah yang terdampak bencana. Kami juga meminta informasi dari pihak-pihak terkait yang kami undang untuk melakukan koreksi terhadap rancangan kajian yang sedang disusun," kata Kalak BPBD Kabupaten Benteng, Harmen Junaidi ST, didampingi Kabid Darurat dan Logistik, Andri Edo Saputra SSos.
Dijelaskan Harmen, dokumen KRB nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan rencana tentang kegiatan kebencanaan. Termasuk dalam hal pengusulan bantuan penanganan bencana ke pemerintah pusat melalui BNPB RI.
"Kita sudah mendapatkan masukan-masukan dari tingkat desa dan pihak terkait. Ini akan kita jadikan koreksi. Sehingga, dokumen KRB akan lebih baik dan mampu mengakomodir seluruh potensi bencana," pungkas Harmen.
Disamping itu, Harmen juga berharap agar semua pihak dan elemen masyarakat dapat pro aktif dalam berpartisipasi terhadap kegiatan kebencanaan. Sehingga, penanganan bencana bisa dilakukan secara tepat dan cepat.
"Kedepan kita akan membentuk anggota Satgas disetiap desa, sekolah aman bencana (SAB), desa tangguh bencana dan lainnya. Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan," demikian Harmen.(bakti)