Pengembangan Desa Mitra melalui Pemberdayaan Kader Dalam Upaya Meningkatkan Persepsi Kecukupan Asi
--
Kegiatan Comprehensive Breastfeeding Education di Desa Sidoluhur Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma
Ditulis Oleh: Rialike Burhan, SST, M.Keb, Elly Wahyuni, SST, M.Pd, Renta Handika, SST, M.Keb
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh tenaga pendidik di lingkungan perguruan tinggi. Tiga kewajiban tersebut antara lain, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pada kegiatan Pengabdian kepada masyarakat menuntut tenaga pendidik menjadi mediator penyebaran pengetahuan dan inovasi, sekaligus berupaya menerapkannya untuk mencerdaskan dan memajukan kesejahteraan masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan telah melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang diketuai oleh Rialike Burhan, SST.,M.Keb, Elly Wahyuni, SST.,M.Pd, dan Renta Handika, SST, M.Keb beserta empat mahasiswi Kebidanan di Desa Sidoluhur Kabupaten Seluma.
Kegiatan yang dilakukan berupa Upaya Pengembangan Desa Mitra Melalui Kegiatan Pemberdayaan Kader Dalam Upaya Meningkatkan Persepsi Kecukupan ASI Melalui Comprehensive Breastfeeding Education.
Desa Sidoluhur merupakan salah satu desa dari Kecamatan Sukaraja yang berada di Kabupaten Seluma. Desa ini merupakan binaan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu sejak tahun 2022, yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antara Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan Desa Sidoluhur Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Nomor: HK.03.01/2/2587/2022 dan Nomor: 187/SK/SL/VI/2022.
BACA JUGA:Targetkan Seribu Pelajar, Sekolah Rakyat Dibangun November
BACA JUGA:TPP ASN Pemkot Bengkulu Bakal Dipangkas 50 Persen, Begini Penjelasan Pj Sekda
Pada bulan Januari 2024 di Desa Sidoluhur tercatat ada 10 Balita gizi kurang, bertambah menjadi 11 orang di bulan Mei, yang 6 di antaranya masih BADUTA. Diketahui bahwa Kabupaten Seluma merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yang di tahun 2022 capaian ASI Ekslusifnya sangat meningkat dari 56,8% pada tahun 2021, menjadi 100% di bandingkan Kabupaten lainnya. Capaian ASI Ekslusif 100% di Kabupaten Seluma ini sayangnya belum menjadi salah satu faktor yang dapat mencegah kejadian stunting yang ada di Kabupaten Seluma. Di Tahun 2022 di Kabupaten Seluma kejadian stunting ada di 22,1% sehingga pada tahun 2023 menjadi salah satu kabupaten yang dikunjungi Presiden dan mendapat bantuan langsung uang tunai untuk setiap KK yang terdapat stunting.
Tantangan lain yang erat kaitannya dengan stunting api yaitu persepsi kewajiban menyusui hanya sampai dengan enam bulan sesuai program ASI Ekslusif, setelahnya bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).
Hal ini kadang membuat ibu lengah dengan lebih memfokuskan dengan pemberian MPASI, padahal tubuh bayi tetap membutuhkan waktu dalam mencerna dan menyerap sari MPASI yang diberikan, tentu saja teksturnya juga harus disesuaikan dengan usia bayi. Persepsi produksi ASI sudah mulai berkurang membuat bayi jarang disusui juga menjadi pemicu sehingga banyak bayi tidak disusui lagi hingga dua tahun, padahal bayi tetap memerlukan ASI untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal. ASI juga sangat luar biasa karena komposisinya berubah sesuai dengan tahapan usia bayi. Kandungan lemak yang di produksi pada ASI, setelah durasi 30 menit menyusui, sangat bagus untuk menambah berat badan bayi. Permasalahan yang ada saat ini masih bertambahnya kasus gizi buruk pada BALITA dengan kasus BALITA gizi buruk lama yang belum teratasi.
Rialike dan tim mengemukakan bahwa intervensi ini memerlukan waktu untuk dapat diatasi dan risiko lebih diperberat apabila BALITA gizi buruk ini mengalami stunting. Krisis persepsi ketidakcukupan ASI yang dialami ibu saat menyusui menjadi rumor yang membuat bayi tidak semuanya diberikan ASI hingga 2 tahun. Postnatal Education merupakan suatu upaya yang dilakukan tenaga kesehatan terutama Bidan dalam melaksanakan comprehensive breastfeeding education mulai dari melakukan pengkajian, identifkasi masalah dalam menyusui, dan melakukan dukungan edukasi pada ibu dan keluarga dan ini dapat diperpanjangtangankan kepada Kader.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan berbagai tahapan persiapan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Tahapan persiapan media dilakukan oleh tim, studi pustaka dan studi pendahuluan. Dilanjutkan koordinasi langsung ke lapangan menemui pihak Puskesmas Babatan dan Kepala Desa Sidoluhur Bapak Sutrisno dan Ketua Kader Desa Sidoluhur, dilanjutkan dengan rekruitmen kader sebagai agen perubahan yang mempunyai kemampuan sebagai kelompok peduli ASI . Setelah dibentuk kelompok dan komitmen, maka disepakati jadwal untuk mulai dilakukan pelatihan dan edukasi.
Pembukaan pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan di Gedung Posyandu Sentosa bertempat di Desa Sidoluhur yang di hadiri oleh Kepala Desa, Kepala Puskesmas Babatan beserta jajaran, Bidan Desa, para Kader, tim dari Poltekkes yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Dalam sambutannya Rialike menyampaikan bahwa penting dan perlunya peran aktif masyarakat terutama Kader sebagai ujung tombak karena menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat, menjembatani masyarakat dengan sistem layanan kesehatan, dan menjalankan program kesehatan langsung di lapangan.