Gubernur Turunkan Tim Investigasi, Warga Seluma Meninggal di Jepang Diduga Korban TPPO
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan--
Harianbengkuluekspress.id - Gubernur Bengkulu, H Helmi Hasan SE mengambil langkah tegas atas kasus kematian Adela Meysa (23), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Kampai, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma yang meninggal dunia di Kota Sakai, Prefektur Ibaraki, Jepang, pada Sabtu, 8 November 2025 lalu.
Langkah tegas itu, dengan mengeluarkan surat perintah tugas nomor 500.15/1725/DKKTRANS-03/2-25, membentuk tim investigasi, untuk mendalami dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tersebut.
"Investigasi ini akan dilaksanakan selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 11 November 2025," terang Gubernur Bengkulu, H Helmi Hasan, Selasa, 11 November 2025.
Dijelaskannya, tim yang ditugaskan merupakan tim gabungan lintas sektor. Mulai Sekda Provinsi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu, Kepala Kantor Wilayah Imigrasi Provinsi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPA PPKB) Provinsi, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi.
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bengkulu Meningkat
BACA JUGA: 32 Calon PPPK di Lebong Segera Dimintai Klarifikasi, Ini Penyebabnya
Kemudian, Dinas Sosial Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPTD PPA PPPA PPKB Provinsi dan Kepala Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Bengkulu.
"Tugasnya melakukan investigasi dan kelengkapan informasi kematian atas dugaan TPPO Adela Meysa," tuturnya.
Selain investigasi, Helmi menegaskan, dirinya juga turun tangan membantu proses pemulangan jenazah Adela Meysa. Termasuk memerintahkan Kadisnakertrans untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang.
"Saya juga sudah berkomunikasi dengan KBRI Jepang untuk memulangkan jenazah almarhumah," ungkap Helmi.
Helmi menjelaskan, proses pemulangan jenazah saat ini sedang berada dalam tahap teknis pemberangkatan dari Jepang ke Indonesia.
Pemprov Bengkulu memastikan akan menanggung seluruh kebutuhan logistik dari proses pemulangan hingga pemakaman di kampung halaman.
"Insya Allah ambulans akan disiapkan dari bandara. Untuk malam takziah, Pemprov akan ambil bagian. Kendala lain, Pemprov siap membantu sampai almarhum dimakamkan," tambahnya.
Untuk diketahui, biaya pemulangan jenazah diperkirakan mencapai sekitar Rp 80 juta. Donasi yang terkumpul baru sekitar Rp 32 juta. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Gubernur telah menyiapkan dana sebesar Rp 50 juta.