Harian Bengkulu Ekspress

Tebar 33 Ribu Benih Ikan Nilem, Lima Tebat Jadi Lokasi Percobaan Pengembangan Ekowisata

Penebaran benih dilakukan langsung oleh Bupati Bengkulu Selatan, H. Rifai Tajuddin S.Sos, didampingi Plt. Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Selatan, Nengsi Apriani, S.Pi, serta unsur perangkat daerah terkait, Senin 1 Desember 2025.-Renald/Bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id – Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan melalui Dinas Perikanan mulai mengembangkan konsep ekowisata berbasis perikanan air tawar dengan menebar sebanyak 33 ribu benih ikan nilem di lima titik tebat, Senin 1 Desember 2025.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem tebat, tetapi juga menjadi langkah awal penilaian kesesuaian perairan tebat di Bengkulu Selatan untuk budidaya ikan nilem dalam skala lebih besar.

Penebaran benih dilakukan langsung oleh Bupati Bengkulu Selatan, H. Rifai Tajuddin S.Sos, didampingi Plt. Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Selatan, Nengsi Apriani, S.Pi, serta unsur perangkat daerah terkait.

Dalam tahap awal ini, pemerintah daerah menempatkan penebaran sebagai uji coba selama tiga bulan.

BACA JUGA:Pelaku Pembakaran Motor di Pantai Pasar Bawah Diamankan Polisi

BACA JUGA:Kejari Bengkulu Selatan Musnahkan Barang Bukti 23 Perkara, Rp 326 Juta Berhasil Dikembalikan ke Pemkab

Apabila pertumbuhan ikan menunjukkan hasil baik dan stabil, maka jumlah benih akan ditambah dan dikembangkan menjadi daya tarik wisata perikanan.

“Cuman nanti kalau tiga bulan ke depan ikannya tidak berkembang dengan bagus, berarti tebat ini tidak cocok dengan jenis ikan ini, maka kita ganti ikan lain. Jadi kita lihat dulu, mudah-mudahan benih ini pertumbuhannya bagus,” ujar Bupati Rifai saat melepas benih ikan di Tebat Gelumpai, Kecamatan Pasar Manna.

Bupati juga menambahkan bahwa pemerintah berharap tebat-tebat ini dapat menjadi ruang wisata alternatif bagi masyarakat lokal maupun pendatang.

Keberadaan ikan yang hidup dan berkembang di dalam tebat akan menciptakan nilai tambah, baik secara ekologis maupun ekonomi.

“Kami harap ikan ini bisa berkembang dan menarik wisatawan untuk berkunjung,” ungkap Rifai.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Selatan, Nengsi Apriani, S.Pi, menjelaskan bahwa ikan nilem dipilih karena karakteristiknya yang mudah beradaptasi pada perairan tenang.

Program ini juga menjadi bagian dari pemulihan ekosistem perairan kecil sekaligus mendukung keberlanjutan pangan lokal.

“Jenis ikan nilem ini kita pilih karena secara umum cocok untuk perairan tebat, tapi tetap kita lakukan pemantauan selama tiga bulan ke depan. Jika pertumbuhannya sesuai harapan, kita akan tambah jumlah benihnya. Kalau tidak, kita ganti jenis ikan lain yang lebih kompatibel,” jelas Nengsi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan