Cegah Tragedi Penembakan Petani Terulang, APH Harus Tegas
Susman Hadi--
Harianbengkuluekspress.id - Insiden berdarah yang menimpa lima petani di kawasan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS), Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, memantik reaksi keras dari semua kalangan.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Bengkulu Selatan-Kaur Susman Hadi SP MM mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengambil langkah tegas dalam menangani persoalan konflik agraria tersebut.
Sebab, peristiwa dugaan penembakan yang terjadi pada Selasa 25 November 2025 itu, harus segera diselesaikan secara transparan. Penegakan hukum yang serius menjadi kunci utama untuk meredam potensi konflik susulan.
"APH harus bertindak cepat dan serius," tegas Susman, Kamis 27 November 2025.
Dijelaskannya, jatuhnya korban dari kalangan masyarakat sipil seharusnya tidak boleh terjadi. Maka jika penanganan hukum berjalan lambat, dikhawatirkan akan memicu ketidakpercayaan publik yang berujung pada instabilitas keamanan di wilayah tersebut.
"Tentu untuk menghindari hal semacam ini terjadi lagi di kemudian hari," ungkapnya.
BACA JUGA:Saksi Ahli Kuatkan Dakwaan Jaksa, Sidang Korupsi Setwan DPRD Kaur
BACA JUGA:Tekan Trauma Korban Kekerasan, Pemprov Usulkan Rumah Aman
Politisi Partai Golkar ini menegaskan, posisi petani seringkali berada di pihak yang lemah. Karena ketidaktahuan terhadap prosedur hukum maupun sengketa lahan. Maka selain proses hukum berjalan, proses penyelesaian akar masalah juga harus cepat dilakukan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, Pemda Kabupaten Bengkulu Selatan dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian konflik agraria harus bergerak cepat menuntaskan persoalan tersebut.
"Kasihan masyarakat kita, banyak dari mereka yang tidak tahu apa-apa namun menjadi korban," tutur Susman.
Susman menilai, konflik agraria yang melibatkan masyarakat dan perusahaan seringkali menjadi bom waktu. Pihaknya meminta semua pihak, baik manajemen PT ABS, aparat keamanan perusahaan, maupun masyarakat untuk menahan diri. Sehingga tidak ada aksi balasan atau provokasi yang justru memperkeruh suasana pasca insiden.
"Semua pihak harus menahan diri, jangan sampai memicu tindakan yang lebih keras atau anarkis," imbaunya.
Sebagai putra daerah Bengkulu Selatan, Susman mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini. Dirinya menilai komunikasi yang buntu antara perusahaan dan warga sekitar menjadi salah satu akar masalah yang harus segera dibenahi.
"Saya selaku warga Bengkulu Selatan turut prihatin. Seharusnya insiden ini tidak perlu terjadi jika kedua belah pihak saling memahami, terutama posisi masyarakat kecil yang mungkin kurang mengerti situasi," pungkas Susman. (Eko)