Harianbengkuluekspress.id - Kondisi pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu semakin mengkhawatirkan. Kedalamannya hanya menyisakan 3 meter low water spring (LWS).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dan PT Pelindo 2 Regional Bengkulu telah berupa untuk meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pengerukan alur pelabuhan terbesar di Provinsi Bengkulu tersebut.
Meski telah mendapatkan respon positif dari Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, namun proses pengerukan belum juga dilakukan hingga saat ini.
Karena itu, Pemprov dan Pelindo juga mencari alternatif lain, untuk menyelesaikan pendangkalan alur tersebut. Salah satunya dengan melakukan sharing anggaran dengan pelaku usaha yang menggunakan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
BACA JUGA:Usai Dilantik, 14 Wajah Lama dan 31 Wajah Baru Dewan Provinsi Bengkulu Langsung Bahas APBD
BACA JUGA:Janji Berikan Kemudahan, Pemkot Ajak Investor Berinvestasi di Kota Bengkulu
Gubernur Bengkulu, Prof H Rohidin Mersyah mengatakan, pelaku usaha asosiasi batu bara dan CPO telah melakukan kesepakatan untuk sharing anggaran untuk pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
"Sudah ada kesepakatan dengan para pelaku usaha menyepakati sharing pembiayaan," terang Rohidin, Minggu, 28 Juli 2024.
Rohidin mengatakan, sharing anggaran untuk pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menjadi solusi cepat yang bisa dilakukan. Mengingat, pengerukan alur membutuhkan anggaran cukup besar. Jika berkaca pada pengerukan alur yang telah dilakukan sebelumnya, bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 50 miliar.
Tidak hanya sharing anggaran saja, pelaku usaha juga akan dilibatkan dalam pengelolaan pendangkalan alur. Jika alur tersebut kembali dalam, maka pelabuhan itu bisa disandari kapal-kapal besar. Tentunya, untuk melayani bongkar muat kegiatan ekspor dan impor di Bengkulu.
"Kita akan finalisasi minggu depan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bengkulu, Bambang Agus Supra Budi SSos MSi mengatakan, kedalaman alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai sekarang ini sudah berada pada kisaran 3 sampai 4 meter. Sedangkan kebutuhan ideal 8 sampai 12 meter.
"Idealnya itu 12 meter, tapi 8 meter sudah cukup," terang Bambang.
Sejauh ini, lanjut Bambang, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenhub untuk menyelesaikan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Hal ini sebagai langkah penting untuk mencegah terhambatnya aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian Bengkulu.
"Komitmen dari Kemenhub, pengerukan alur akan segera dilakukan," tuturnya.