Harianbengkuluekspress.id - Salah satu jembatan sentra pertanian di wilayah Kecamatan Kedurang Ilir, hanyut terbawa arus akibat luapan air Sungai Mertam. Sehingga akses jalan pertanian tersebut putus total tidak dapat dilalui.
Kepala Desa Penindaian, Iswanto menuturkan bahwa hujan lebat terjadi sejak sepekan terakhir di wilayah Kecamatan Kedurang. Akibat hujan lebat tersebut menyebabkan debit air Sungai Mertam meningkat dan menyapu jembatan sentra pertanian tersebut.
"Besi dan kayu jembatan hanyut terbawa arus Sungai Mertam ke hilir hingga puluhan meter bersama material sampah yang ikut hanyut saat banjir terjadi," ujar Iswanto kepada BE, Minggu 6 Oktober 2024.
lebih lanjut, Iswanto mengatakan dari sapuan air Sungai Mertam tersebut hanya menyisakan abutment di dua bagian sisi jembatan.
BACA JUGA:Lulus PPPK Tapi Tak Dilantik, 8 Bidan Minta Diperjuangkan, Ini Tanggapan Sekda
BACA JUGA:22 Peserta CPNS Lolos SKD, Ini Penjelasan Kepala BKPSDM Kota Bengkulu
"Hanya abutmen jembatan yang masih kokoh selepas banjir. Tetapi tetap saja jembatan tersebut tidak dapat dilalui baik dengan menggunakan motor atau mobil karena jembatan tidak dapat dititi lagi," katanya.
Iswanto menyampaikan bahwa tidak sedikit petani yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan hasil bumi pasca hanyutnya Jembatan Mertam tersebut. Sebab ada puluhan lahan pertanian masyarakat yang berada di seberang sungai tersebut, seperti tandan buah segar sawit dan jagung.
"Bahkan bukan petani yang memiliki lahan di sana bukan hanya satu desa, tetapi beberapa desa tetangga lainnya, seperti Desa Padang Bindu, Desa Limus dan Nanjungan," sampainya.
Pada kesempatan itu, Iswanto berharap pemerintah daerah dapat segera menangani kerusakan Jembatan Mertam pasca hanyut terbawa arus sungai. Sebab jika tidak akan menyulitkan masyarakat dalam mengeluarkan hasil bumi dan akan berdampak pada ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:3 Unsur Pimpinan Dewan Segera Dilantik, Ini Jadwalnya
"Semoga saja Jembatan Sungai Mertam dapat segera diperbaiki dan masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa dalam bertani, khususnya saat mengeluarkan hasil bumi," pungkasnya. (Renald)