Harianbengkuluekspress.id - Sebanyak 102 personel Sat Brimob Polda Bengkulu telah selesai melaksanakan tugas Operasi Amole I 2024 BKO Polda Papua. Selama sekitar 7 bulan meninggalkan keluarga, tidak mudah bagi personel yang terlibat dalam operasi. Terutama bagi yang sudah berkeluarga dan baru pertama kali mendapatkan tugas BKO ke Jayapura. Tidak heran jika personel yang terlibat Operasi Amole diberi apresiasi tinggi oleh Kapolda Bengkulu, Irjen Pol Anwar SIK.
"Saya memberikan penghargaan tinggi atas dedikasi, kerja keras dan profesionalisme yang kalian tunjukkan selama menjalankan tugas. Operasi Amole bukan tugas ringan, tantangan besar, butuh kesiapan fisik, kemampuan strategi tinggi. Mereka berada digaris depan menjaga keamanan, stabilitas dan ketertiban negara," ungkap Kapolda dalam kegiatan penerimaan personel Brimob selesai tugas Operasi Amole, Selasa 19 November 2024.
Dansat Brimob Polda Bengkulu, Kombes Pol Muhammad Fachry SIK mengatakan, selama menjalankan operasi Amole, personel mendapatkan penilaian positif dan mendapat penghargaan. Kapolda Bengkulu pun menerima penghargaan warga kehormatan Korps Brimob Polri karena telah berperan memberikan prioritas meningkatkan karir personel Brimob. Kemudian, memberikan perhatian dengan perbaikan sarana dan prasarana di Brimob Polda Bengkulu. Mendukung program kerja Brimob, gerakan tanam, peluasan area tanam dan pemberikan makanan bergizi didukung penuh oleh Kapolda.
"Penilaian terhadap Satgas sangat positif sehingga mendapat penghargaan. Tadi juga memberikan penghargaan kepada Pak Kapolda menjadi warga kehormatan Korps Brimob Polri," imbuhnya.
BACA JUGA:Dosen Poltekes Gelar Pengabmas di Rimbo Recap, Ini Kegiatannya
BACA JUGA:Mendikdasmen Warning Guru Jangan Politisasi Profesi dan Golput Pada Pilkada
Banyak cerita menarik dari personel yang terlibat Operasi Amole I BKO Polda Papua. Disampaikan Komandan Kompi B Satgas Amole Sat Brimob Polda Bengkulu, AKP Ulil Soffian, sekitar 7 bulan meninggalkan keluarga. Satu bulan berada di pemusatan latihan di Cikeas dan 6 bulan melaksanakan tugas di Papua. Salah satu tugas personel Brimob Polda Bengkulu mengamankan PT Freeport Indonesia. Bersama dengan Satgas Damai Cartenz serta Satuan Brimob dari Polda lain mereka mengamankan karyawan dan non karyawan dari ancaman kelompok separatis serta dari bencana alam.
"Kami baru masuk Satgas Damai Cartenz terlibat kontak senjata dengan OPM, satu OPM tertembak. Tapi secara umum selama menjalankan tugas di Papua semuanya aman, tidak ada yang sakit, psikologis aman, karena kami menjalankan tugas dengan ikhlas dan senang hati," ungkapnya.
Untuk duka hanya jauh dari keluarga, terlebih bagi personel yang sudah berkeluarga. Karena, untuk berkomunikasi terkadang sinyal menjadi kendala. Sinyal tidak selalu tersedia di lokasi tugas. Sehingga personel melakukan video call saat waktu tertentu saja, tidak setiap saat. Bahkan ada personel tidak mendampingi sang istri saat melahirkan. Dia Brigpol Wibowo Susanto, hanya mendampingi istri melahirkan hanya melalui video call. Kejadian tersebut dialami Wibowo saat bertugas selama 3 bulan di Papua, kemudian mendapat kabar istrinya segera melahirkan.
"Itu anak ketiga saya. Saat dilahirkan tidak saya dampingi, karena masih di Papua. Rencanannya, Amole akan jadi panggilan anak ketiga saya. Saya pulang tugas, anak saya sudah umur 3 bulan," jelasnya.
BACA JUGA:Mendikdasmen Gelar Diskusi Terpumpun Soroti 8 Kebijakan Pendidikan Ini
Dari 102 personel yang bertugas, semuanya pulang dengan kondisi baik. Tidak ada laporan pelanggaran disiplin atau semacamnya. Mereka menjalankan tugas dengan sangat baik sehingga mendapat apresiasi dari pimpinan. Setelah menjalankan tugas, personel Sat Brimob yang terlibat operasi Amole akan mendapatkan libur selama 14 hari. (Rizki Surya Tama)