
Harianbengkuluekspress.id - Di balik hamparan sawah dan lekuk-lekuk bukit di Desa Air Nipis, tersembunyi surga kecil yang nyaris terlupakan yaitu Lubuk Langkap di Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hanya berjarak sekitar 32 kilometer dari Kota Manna, tempat ini seolah menjadi oase tersembunyi bagi mereka yang merindukan kesegaran alam dan ketenangan jauh dari hiruk-pikuk kota.
Untuk sampai ke Lubuk Langkap, bukan perkara mudah. Jalanan sempit, tikungan tajam, dan jembatan gantung harus dilalui lebih dulu. Tapi justru di situlah daya tariknya. Setiap kilometer perjalanan disuguhi lukisan alam seperti sawah yang menghijau, suara gemericik air, dan udara yang masih sarat aroma hutan.
Begitu tiba, semua rasa penat sirna, berganti dengan decak kagum saat kaki menginjak tepi sungai jernih yang mengalir dari hulu pegunungan.
BACA JUGA:Taman Merdeka BS Dipenuhi Sampah, Begini Respons Kadis LHK
BACA JUGA:Bawaslu BS Tertibkan APS Melanggar, Jumlahnya Tembus Segini
Lubuk Langkap bukan sekadar tempat pemandian. Wisata ini adalah warisan alam yang mengalirkan kehidupan, bahkan airnya menjadi sumber irigasi ribuan hektare sawah warga.
Tapi di balik fungsinya yang vital, Lubuk Langkap menyimpan pesona wisata yang belum sepenuhnya tergarap.
Airnya jernih dan dingin, pepohonan yang rindang masih berdiri tegak di sekitar lubuk, menjadi saksi bisu sejarah kawasan ini. Di pinggir sungai, warga setempat berinisiatif membangun pondok-pondok sederhana, warung kuliner, hingga menyediakan alat mandi demi menyambut wisatawan.
Sayang, semua itu masih berjalan apa adanya. Tanpa perencanaan matang, keindahan Lubuk Langkap hanya menunggu waktu untuk dilupakan.
“Bagus tempatnya, airnya sejuk, pemandangannya tenang. Tapi fasilitasnya masih seadanya. Kalau ada perhatian dari pemerintah, pasti lebih ramai dan jadi kebanggaan daerah,” ungkap Ilyas (37) warga Kota Manna yang membawa keluarganya menikmati akhir pekan di sana pada Sabtu, 5 April 2025.
Bahkan, Ilyas sangat berharap ada sentuhan serius dari pemerintah daerah, bukan hanya berupa pembangunan fisik, tapi juga manajemen pariwisata yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat.
Sebab, Lubuk Langkap bukan sekadar destinasi, tapi juga harapan bagi ekonomi lokal.
"Lubuk Langkap adalah potensi emas yang sedang menunggu disentuh. Bukan untuk diubah menjadi beton dan bangunan, tapi untuk dijaga keasriannya, diperkuat infrastrukturnya, dan dipromosikan sebagai wajah pariwisata alami Bengkulu Selatan," ungkap Ilyas dengan penuh harap.
Ia menerangkan sudah seharusnya zaman yang semakin hiruk ini, tempat seperti Lubuk Langkap bukan sekadar lokasi wisata.