Wisata Arung Jeram BS Belum Maksimal, Ternyata Ini Kendalanya

Senin 07 Apr 2025 - 10:06 WIB
Reporter : Renald
Editor : Asrianto
Wisata Arung Jeram BS Belum Maksimal, Ternyata Ini Kendalanya

Harianbengkuluekspress.id – Wisata arung jeram di Kabupaten Bengkulu Selatan sebenarnya memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi ikon pariwisata daerah.

Sungai Air Manna yang membentang dari Desa Air Tenam hingga wilayah Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna, menyimpan pesona tersendiri dengan aliran sungai yang menantang dan lanskap alam yang masih alami. 

Namun sayangnya, potensi ini belum tergarap secara maksimal. Salah satu persoalan utama adalah keterbatasan sarana, terutama perahu karet sebagai fasilitas utama aktivitas arung jeram.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bengkulu Selatan, Rendra Febrianto mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya menghadapi kendala serius terkait keterbatasan jumlah dan kondisi perahu karet.

BACA JUGA:6 Mts Hadir di BS, Siap Berikan Pendidikan Berkualitas

BACA JUGA:Wujudkan Kesejahteraan Sosial, Ini yang Dilakukan Dinsos BS

Dari sekitar 20 unit perahu karet yang dimiliki, hanya sebagian kecil yang masih layak digunakan. Selebihnya mengalami kerusakan ringan hingga berat dan belum dapat diperbaiki karena keterbatasan anggaran.

“Sebenarnya kita punya sekitar 20 unit perahu karet. Tapi yang bisa benar-benar digunakan hanya beberapa saja. Sisanya butuh perbaikan, bahkan ada yang sudah tidak layak sama sekali,” ungkap Rendra saat dikonfirmasi, Minggu 6 April 2025.

Menurutnya, harga satu unit perahu karet baru mencapai sekitar Rp 25 juta, sedangkan untuk perbaikan perahu yang rusak setidaknya dibutuhkan dana Rp 750 ribu per unit. Sayangnya, bengkel atau layanan perbaikan khusus perahu karet tidak tersedia di Bengkulu Selatan. 

"Perbaikan harus dilakukan di luar provinsi, seperti di Jawa, yang tentu menambah beban biaya dan waktu," ungkapnya.

Upaya penambahan perahu karet sebenarnya sudah dilakukan oleh pihak Dispar. Pada awal tahun 2025, pihaknya mengusulkan pengadaan empat unit perahu baru sebagai langkah awal untuk mendukung kegiatan wisata arung jeram. 

"Bahkan usulan tersebut sempat mendapat dukungan dari Bupati, yang kemudian menambahkan jumlah usulan menjadi delapan unit," sambungnya.

Namun harapan itu kandas setelah Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melakukan efisiensi, seiring adanya kebutuhan besar untuk mendukung Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Bengkulu Selatan.

“Kami awalnya mengusulkan empat unit, lalu Pak Bupati mendukung dan menaikkan jadi delapan unit. Tapi TAPD mencoret usulan itu karena anggaran difokuskan untuk PSU. Akhirnya tahun ini tidak ada penambahan perahu,” kata Rendra.

Kondisi ini membuat Dispar kesulitan menghidupkan kembali geliat wisata arung jeram. Padahal, menurut Rendra, wisata air seperti arung jeram masih sangat diminati wisatawan, terutama dari kalangan milenial dan komunitas pecinta alam.

Kategori :