BENGKULU UTARA, BE - Bukan hanya program bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang mengalami penurunan, namun jatah pupuk subsidi di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) di tahun ini juga mengalami penurunan dari tahun 2023 lalu. Dimana tahun 2023 lalu menerima alokasi sebanyak 8.553 ton dan ditahun ini hanya 2.012 ton. Sangat jauh dari alokasi kebutuhan yang diusulkan oleh Pemkab BU melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) BU. Kondisi ini membuat petani menjadi khawatir, sebab akan banyak petani yang tidak mendapat jatah pupuk subsidi. Hal ini diakui oleh salah seorang petani yang berada di kawasan sentra produksi pangan Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya, Katio saat disambangi BE, Minggu (21/1).
BACA JUGA:Targetkan Bebas ODGJ dan Pengemis, Ini yang Dilakukan Dinsos Kepahiang
BACA JUGA:Divkum Polri Sosialiasi KUHP Baru, Ini Dia Isinya
"Ini yang menjadi kekhawatiran kami selaku petani mas, takut tidak kebagian jatah pupuk subsidi karena kuota subsidi berkurang," ujarnya.
Ditambahkanya, jika pihaknya harus memberikan pupuk non subsidi, maka biaya produksi akan membengkak. Sehingga keuntungan dari produksi tanaman padi akan jauh menurun. Bahkan kondisi ini nantinya akan mengancam terjadi alih fungsi lahan, kalau banyak petani yang tidak dapat membeli pupuk subsidi karena jumlahnya terbatas. Katio pun berharap, agar pemerintah nantinya dapat menambah alokasi pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhan para petani.
"Bila jumlah pupuk subsidinya terbatas, terpaksa harus membeli pupuk non subsidi, namun ini akan menambah biaya produksi kami dan menurunkan hasil keuntungan. Ini juga takutnya akan adanya alih fungsi lahan. Maka dari itu kami harap pemerintah dapat menambah kuota alokasi pupuk subsidi," tukasnya.(127)