BENGKULU, BE - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hj Riri Damayanti John Latief menegaskan, Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 ini, belum memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UKM.
"Periode Pemilu 2019 dirasakan lebih baik dibandingkan pemilu tahun ini. Ada permintaan produk ke UMKM, tapi tidak seramai dan tidak sebanyak pemilu sebelumnya. Bahkan informasinya, penurunannya 40 persen sampai 90 persen," terang Riri, Minggu 28 Januari 2024.
Riri mengatakan, untuk menggeliatkan ekonomi yang berdampak terhadap UMKM saat ini sudah terlambat. Sebab, Pemilu serentak baik Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) akan dilakukan pada 14 Februari mendatang. Artinya, tinggal menghitung belasan hari lagi.
"Kalau sekarang mau meningkatkan UMKM pada Pemilu, sudah tidak ada waktu lagi," tuturnya.
BACA JUGA:Kades dan Perangkatnya di Kepahiang Diminta Tak Berpolitik, Ini Sanksinya
BACA JUGA:Satu Suara Menentukan Nasib Bangsa, Warga Rejang Lebong Jangan Lakukan Ini
Riri mengatakan, tidak bertumbuh secara signifikan kepada UMKM pada Pemilu tahun ini menjadi catatan penting. Maka pada, Pemilu dan Pilkada berikutnya, pemerintah harus bisa berperan sebagai fasilitator terhadap UMKM. Tentunya, dengan membangun kolaborasi yang saling menguntungkan antara partai politik, peserta Pemilu dan pelaku UMKM.
"Bukan hanya di Pemilu, tetapi juga dalam setiap event atau perhelatan besar yang diselenggarakan pemerintah," tegas Riri.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu menjelaskan, UMKM harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Karena memiliki peran dan potensi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.
"Sektor UMKM memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara serta melakukan penyerapan tenaga kerja terbanyak ketimbang sektor lainnya," bebernya.
BACA JUGA:Jelang Pemilu, Ini Pesan Wamenag Pada Umat Konghucu
Riri menjelaskan, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto sebesar kurang lebih 61 persen atau senilai dengan Rp 9.580 triliun. Kemudian dari sisi kontribusi penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen.
"Ini kontribusi yang luar biasa," ungkap Riri.
Makan menurut Riri, sudah seharusnya Pemilu itu memberikan peluang dan potensi mendongkrak sektor ekonomi di daerah melalui UMKM. Tentunya menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui jalan ekonomi kemasyarakatan.
"Kegiatan apapun terkait dengan pemilu bisa melibatkan pelaku UMKM untuk mendongkrak produk lokal yang memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah," tandasnya. (151)