Harianbengkuluekspress.id- Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan kepada masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem.
Fenomena angin kencang di Rancaekek Bandung, Jawa Barat menimbulkan kerusakan.
Fenomena puting beliung mirip dengan tornado tersebut terjadi pada 21 Februari, sekitar pukul 15.30- 16.00 wib.
Terkait peristiwa itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menuturkan fenomena angin kencang yang berputar menimbulkan kerusakan di sekitar kejadian.
Angin beliung terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB) memiliki karakteristik menimbulkan bencana elstrem.
BACA JUGA:Februari Lebih Ekstrem, Curah Hujan Meningkat Disertai Petir dan Badai, BMKG Imbau Begini
Ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu waspada terjadinya bencana hidrometeorologis akibat cuaca ekstrem tersebut.
Pun demikian,setiap ada awam cumulonimbus tidak selalu terjadi fenomena puting beliung, tergantung kondisi labilitas atmosfer.
Andri menuturkan fenomena puting beliung dengan tornado memiliki kemiripan visual, yakni terdapat pusaran angin kuat dan potensi merusak.
Dijelaskannya, istilah tornadi biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam.
Sementara di Indonesia, fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif.
BACA JUGA:Petir, Ini 9 Tips BMKG Agar Terhindar
" Angin puting beliung, tidak sekuat tornado besar yang terjadi di Amerika, sehingga kami mengimau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan," pintanya.
Hal senada disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi melanda sejumlah wilayah Indonesia tiga hari kedepan, mulai 22-23 Februari 2024.
fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.