Harianbengkuluekspress.id- Menjelang memasuki bulan Ramadan 1445 H/2024M. Ajakan boikot kurma asal Israel terus menggema.
Karena biasanya, permintaan buah kurma di bulan Ramadan meningkat dari hari biasanya. Dan Produsen kurma terbesar dunia adalah Israel.
Dari berbagai sumber, data Kementerian Pertanian Israel, pada tahun 2022 nilai ekspor kurma dari Israel menembus USD 338 juta, dibanding dengan ekspor buah-buahan lainnya senilai USD 432 Juta.
Sejak ajakan boikot kurma asal Israel, sejumlah produsen pun mulai khawatir.
Berbagai upaya dilakukan untuk melawan kampanye boikot, produsen Israel bekerjasama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut.
Oleh karena itu, umat muslim dunia melakukan pengawasan terhadap produk-produk Israel tersebut. Pengawasan itu mengalami peningkatan setelah pertumpahan darah di Gaza, yang telah mengabatkan ribuan nyawa melayang.
BACA JUGA:Meningkatkan Energi, Ini Manfaat Buah Kurma Bagi Kesehatan
Agar umat muslim tidak terkecoh dengan cara-cara yang dilakukan produsen Israel, untu membeli produk-produk asal Israel sepertu Kurma saat ini.
"Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai salah beli kurma, " ujar Pendiri Halal Corner Aisha Maharani.
Menolak membeli kurma asal Israel bukan hanya masalah prinsip halal, juga bentuk solidaritas perjuangan rakyat Palestina.
Pentingnya kekuatan konsumen dengan tidak membeli produk-produk Israel, bisa menentukan daya beli suatu produk.
Perempuan yang juga pengamat produk halal itu menegaskan pentingnya kesadaran konsumen terhadap asal usul produk yang dibeli,terlebih berkaitan dengan Palestina.
Menurut Aisha , Kurma asal Israel dibudidaya di wilayah-wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
BACA JUGA:Meningkatkan Energi, Ini Manfaat Buah Kurma Bagi Kesehatan
Mereka menggunakan sumber daya alam Palestina yang dicuri,serta tenaga kerja yang dipaksa dari penduduk Palestina.