Pemeriksaan Takjil Bebas Bahan Berbahaya , BPOM Bengkulu Lakukan Ini

Rabu 27 Mar 2024 - 20:05 WIB
Reporter : Medi Karya Saputra
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagrin) Kota Bengkulu, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga kini masih turun mengawasi kualitas makanan dan makanan yang beredar. Sementara ini, hasil pemeriksaan sejumlah sample yang telah diuji belum ditemukan adanya kandungan bahan berbahaya. 

"Kita sudah turun di beberapa titik pasar bersama lintas sektoral, dan sejauh ini memang belum ditemukan makanan berbahaya, tetapi tidak menutup kemungkinan di tempat lain ada yang mengandung bahan berbahaya," ujar Kabid Pengembangan Perdagangan Erika Ariesanti, Rabu 27 Maret 2024 saat diwawancara BE. 

Dikatakan Erika, kandungan berbahaya itu hampir bisa digunakan disetiap jenis kuliner, seperti minuman berwarna, makanan ringan, kudapan, mie, bakso, kue, ikan basah, lauk pauk, cendol, bubur, agar-agar dan es. Namun, dari produk pangan yang telahdiuji menggunakan rapid test kit, hasilnya mememuhi syarat atau negatif dari bahan kimia berbahaya,seperti Formalin, Rhodamin B, Boraks, Methanyl yellow dan bahan kimia berbahaya lainnya. 

"Jika ada yang dicurigai maka melalui BPOM nanti akan diambil sample untuk dilakukan pengujian di laboratorium dan pedagang bersangkutan didata," terangnya. 

BACA JUGA:Pemuda Harus Unggul Disektor Teknologi, Ini Pesan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:KPP Pratama Curup Tetap Buka Pelayanan Hari Libur, Ini Lokasinya

Intensifikasi pengawasan pangan di Kota Bengkulu, terus dilakukan hingga jelang lebaran mendatang. Karena, minat kebutuhan pangan kian meningkat serta diperlukannya suatu jaminan untuk masyarakat akan bahan pangan yang dibelinya.

"Ini sangat penting agar bahan berbahaya, zat berbahaya hingga makanan kedaluwarsa tidak sampai ke masyarakat masyarakat. Inilah harapan kita dan tim dengan mengecek semua itu," tandas Erika. 

Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap takjil yang dijual, dan memperhatikan ciri-ciri apakah jajanan itu sehat dan higienis. Jenis pangan yang mengandung bahan berbahaya ini biasanya memiliki tampilan warna yang cerah dan menarik karena memang digunakan untuk memancing pembeli agar tergiur dengan jajanan tersebut.

"Kami mengawasi makanan beredar karena selama ramadan tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan olahan cenderung meningkat," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)

 

Kategori :