Ada tiga cara melakukan rukyatul hilal, yaitu mengandalkan mata telanjang, alat optik teleskop, hingga penggunaan teleskop yang terhubung dengan sensor atau kamera.
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) membantu untuk mengkoordinasikannya yang selanjutnya dilaporkan pada pengurus pusat PBNU.
Metode yang digunakan NU biasanya sama dengan pemerintah. Karena itu kebanyakan hari raya Idul Fitri di Indonesia bersamaan dengan NU.
Nahdlatul Ulama (NU) belum menetapkan tanggal masehi dari 1 Syawal 2024 sebagai hari raya Idul Fitri 1445 H. NU menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri menggunakan rukyatul Hilal.
Metode ini dilakukan dengan cara merukyah atau mengamati hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat atau gagal terlihat, maka bulan (kalender) digenapkan menjadi 30 hari.
Perkiraan 1 Syawal dari NU yaitu Rabu, 10 April 2024 atau Kamis, 11 April 2024.(*)