Harianbengkuluekspress.id – Angka inflasi di Kabupaten Mukomuko masih terbilang tinggi. Diantaranya disebabkan sejumlah harga komoditas pertanian terus merangkak naik. Seperti cabai, bawang merah, telur dan lain.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, salah satunya harus menggandeng Pemerintah Kabupaten Solok dan Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat untuk mengatasi inflasi daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Elxsandi Ultria Dharma mengatakan, pihaknya setuju upaya daerah menggandeng Pemerintah Sumatera Barat, termasuk menggelar operasi pasar murah sebagai upaya menekan angka inflasi daerah.
"Namun untuk menekan angka inflasi pemerintah daerah bersama masyarakat komitmen mengatasi inflasi. Seperti cabai dan bawang, mari kita sama-sama gerakkan masyarakat tanam cabai dan bawang merah. Kalau kita hanya menggelar pasar murah dengan mengandalkan pasokan barang dari luar daerah. Setelah barangnya habis, dibutuhkan lagi barang yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
BACA JUGA:Potensi Perikanan di Mukomuko Sulit Dikembangkan, Ini Kendalanya
BACA JUGA:2 Kelurahan di Mukomuko Ini Belum Selesai Coklit, Seluruh Desa Tuntas 100 Persen
Ia juga menyampaikan, Bupati Mukomuko, Sapuan telah membuat surat edaran kepada Kepala OPD dan Kepala Desa (Kades) agar dapat menggerakkan masyarakat menanam tanaman hortikultura untuk mencegah inflasi daerah.
Ia mengaku, sebagai bentuk komitmen mencegah inflasi. Pihaknya sudah berusaha menggerakkan seluruh pegawainya agar dapat menanam hortikultura di lingkungan pekarangan rumah masing masing.
"Alhamdulillah, pegawai di Dinas Ketahanan Pangan sudah menjalankan surat edaran bupati. Mereka menanam tanaman hortikultura dengan menggunakan polibag. Karena tidak semua pegawai kami memiliki halaman pekarangan rumah yang cukup luas. Jika ini juga bisa dilakukan oleh masyarakat, maka kita yakin daerah kita tidak perlu mengandalkan pasokan barang dari luar daerah. Bahkan inflasi pun bisa kita kendalikan dengan baik," bebernya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Eddy Aprianto selaku Anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Pihaknya sependapat jika daerah ini tidak terus menerus mengandalkan pasokan komoditas pertanian dari luar daerah. Jika ini dilakukan terus menerus, maka inflasi akan terus terjadi di Kabupaten Mukomuko.
"Untuk keluar dari inflasi, bersama-sama mengatasi permasalahannya. Jika masalahnya cabai dan bawang, mari serempak kita tanam tanaman tersebut. Soal suhu atau iklim, kultur tanah, dan lainnya. Daerah kita sama dengan daerah Solok dan Payakumbuh. Memang butuh komitmen secara bersama," ungkapnya.(900)