Harianbengkuluekspress.id- Pemerintah sangat serius dalam mentransformasi sektor pendidikan vokasi.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, transformasi pendidikan vokasi tidak hanya di satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan, pendidikan vokasi telah ditindak lanjuti di jenjang perguruan tinggi dan menyasar Lembaga Kurus dan pelatihan (LKP).
berbagai transformasi program dan kebijakan terus diguliskan guna memenuhi target dan sasaran yang ditetapkan.
Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pemerintah berusaha memberikan pendidikan yang berkualitas dengan melibatkan insitui secara aktif seperti keluarga, guru, instansi pendidikan, dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat.
Atas penerapan tersebut, Kemendikbudristek menggelar ekspos pendidikan vokasi periode 2020-2024 dan evaluasi capaian pelaksanaan program semester 1 tahun 2024.
Capaian itu meliputi keberhasilan program dan kebijakan yang diimplementasikan di satuan pendidikan vokasi, seperti pada jenjang pendidikan tinggi vokasi (PTV)
Baik politeknik maupun akademi komunitas negeri (AKN) dengan implementasi program Matching Fund (MF), Competitive Fund (CF), dan Kampus Merdeka.
BACA JUGA:Pendaftaran Tes PPPK 2024 Dibuka Agustus, 6 Honorer Ini Prioritas Diangkat, Bersiaplah!
Kemudian pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), melalui program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), SMK Industri 4.0, Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK.
New Teaching Factory (Tefa). Pada lembaga kursus dan pelatihan (LKP), meliputi program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK), Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
" Tiga fokus transformasi pendidikan vokasi meliputi sekolah menengah kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP), " ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati.
Dibeberkan Kiki, Pendidikan vokasi sudah berjalan satu periode dari tahun 2020-2024.
Dalam periode itu, pihaknya terus mendorong satuan pendidikan vokasi untuk memastikan satuan pendidikanya bisa menyelenggarakan praktik kerja lapangan (PKL) menyusun kurikulum bersama industri serta mengundang para pratisi dan mengajar.
Pada periode tersebut hampir 50% dari siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan melalui kerja sama erat dengan 975 industri, 680 SMK melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan, 11.496 SMK telah mengembangkan teaching factory (Tefa), dan 391 SMKN menjadi SMK berstatus badan layanan umum daerah (BLUD).