BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Cuaca Ekstrem Hari Ini, Selasa 30 Juli 2024, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:Geopark Batur Di Revalidasi Unesco, Badan Bahasa Kirimkan 6 Penerjemah dan Juru Bahasa
Kemudian, jenjang perguruan tinggi, melalui program Matching Fund, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong industri untuk terlibat aktif dalam perkembangan penelitian PTV.
" Tercatat 725 mitra industri telah berkontribusi dengan total dana sebesar 279,12 miliar." terangnya.
Kemudian, melalui Competitive Fund (CF), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi berhasil membantu 386 program studi (prodi) dalam meningkatkan kompetensi SDM dan kapasitas kelembagaan.
Tercatat sebanyak 28.269 mahasiswa mengikuti program Sertifikasi Kompetensi, 1.229 prodi menerapkan kurikulum link and match, 54% mata kuliah menerapkan metode pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL), 502 rekognisi internasional hasil penelitian dosen dan mahasiswa, serta 537 prodi melaksanakan hilirisasi hasil penelitian dan pengabdian ke masyarakat dan dunia kerja.
Sementara itu, pendidikan vokasi di LKP, melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi membantu anak usia sekolah tidak sekolah agar berdaya dan mampu bekerja ataupun berwirausaha.
Capaian kemitraan dan penyelarasan dalam ekosistem pendidikan vokasi juga mengalami peningkatan di mana terdapat 746 kemitraan baru melalui program Ekosistem Kemitraan,
Sebanyak 8.223 kerja sama bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di bawah pendidikan vokasi, 1.655 DUDI terlibat kerja sama dalam pendidikan vokasi, dan 255 skema sertifikasi pada 124 konsentrasi keahlian.
BACA JUGA:Rekrutmen CPNS Bakal Digelar Agustus, Berikut Penjelasan MenPAN RB, Bersiaplah!
BACA JUGA:Timnas Indonesia Juara AFF U19, Siap-siap Kualifikasi Piala Asia U20, Berikut Jadwalnya
Selain untuk menyampaikan capaian pendidikan vokasi, kegiatan tersebut juga menjadi wadah untuk melakukan refleksi atas isu permasalahan dalam pelaksanaan program kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Kegiatan refleksi tersebut menjadi langkah penting untuk melihat capaian yang telah dicapai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan apa saja yang belum dicapai serta perlu diperbaiki.
"Untuk melakukan transformasi, kita harus memastikan fondasinya sudah kuat. Fondasi utamanya ialah memastikan bahwa transformasi tersebut fokusnya untuk kepentingan peserta didik," terang Kiki.
Dengan melihat tantangan saat ini, ucap Kiki, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif sebagai upaya publik untuk kebaikan bersama menghela Generasi Emas 2045.
"Tugas kita adalah memfasilitasi satuan pendidikan vokasi termasuk menghadirkan praktisi mengajar karena inspirasi bisa datang dari mana saja," ucap Kiki.