Harianbengkuluekspress.id-Salah satu fenomena alam yang terjadi secara periodik di Samudera Pasifik, yakni La Nina diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan datang mulai Agustus 2024.
Fenomena La Nina ini menyebabkan suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya.
Selain itu, La Nina juga berdampak pada curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata, sehingga dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
Ketika terjadi La Nina, angin timuran yang bersifat lembap karena membawa uap air dari Samudera Pasifik menuju Indonesia mengalami peningkatan.
BACA JUGA:Drs Syamsul Effendi MM, Bupati Rejang Lebong dan Siap Maju Pilbup 2024, Segini Kekayaannya
BACA JUGA:Ratusan Siswa Bengkulu Berebut Tiket KSM Tingkat Nasional, Kakanwil Ungkap Begini
Hal itu mengakibatkan awan mengalami penambahan pembentukan, sehingga berpotensi meningkatkan curah hujan.
La Nina ini kemungkinan bisa terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian tengah dan utara.
Dampak fenomena La Nina di Indonesia umumnya adalah meningkatnya curah hujan bulanan mulai 10 hingga 40 persen di atas ambang normal.
Peningkatan curah hujan saat La Nina memungkinkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, bahkan badai tropis.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Ditegur Mendagri, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Mancing di Laut, Warga Kaur Terseret Ombak dan Meninggal Dunia, Begini Kejadiannya
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar waspada, sehingga ketika La Nina terjadi, maka dapat meminimalisir dampak yang akan ditimbulkannya. (*)