Bob menambahkan, business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja.
Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BSI mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat.
Sepanjang 2023, BSI menyalurkan pembiayaan hingga Rp240,32 triliun atau tumbuh 15,70% year on year (yoy), dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik menjadi 2,08%.
Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%), dan retail (17,58%).
Tingginya penyaluran pembiayaan di segmen berkelanjutan juga menunjukkan komitmen dan konsistensi BSI terhadap segmen tersebut.
Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp57,7 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp45,4 triliun.
BACA JUGA:BBM Subsidi Antre Panjang, Pertamina Sebut Permintaan Pertamax Meningkat
BACA JUGA:Olimpiade Paris 2024, Cabor Panjat Tebing Raih Emas, BSI Beri Apresiasi
Lalu sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun dan proyek eco-green Rp549,6 miliar.
Adapun penghimpunan DPK BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp293,77 triliun, tumbuh 12,35% (yoy).
Dari jumlah tersebut, komposisi tabungan yang merupakan dana murah mencapai Rp124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.
“Strategi Beyond Syariah Banking yang diterapkan oleh BSI melibatkan produk dan layanan yang lebih bervariasi. Strategi ini telah memberikan kontribusi dalam kinerja BSI,” ucap Bob.(edo)