Harianbengkuluekspress.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu mencatat bahwa total kredit macet di Bengkulu mencapai Rp 308,91 miliar.
Angka ini merupakan akumulasi kredit macet yang tercatat sejak pandemi Covid-19 melanda.
Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi mengungkapkan, total penyaluran kredit di wilayah Bengkulu hingga Semester I tahun 2024 telah mencapai Rp 28,56 triliun.
Dari total tersebut, sebanyak Rp 308,91 miliar di antaranya tergolong sebagai kredit macet.
BACA JUGA:Bencoolen 7,9K Fun Run Sukses Digelar, Pesertanya Membludak
BACA JUGA:APBD-P Bayar Tunggakan BPJS, Segini Besarnya
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di Bengkulu. Banyak sektor usaha yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran kredit di bank sehingga menimbulkan kredit macet hingga Rp 300 miliar lebih," ungkap Ayu, Minggu 18 Agustus 2024.
Salah satu penyebab utama tingginya kredit macet ini adalah dampak ekonomi dari pandemi yang menghambat aktivitas usaha di berbagai sektor. Banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan likuiditas sehingga tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran kredit mereka.
"Kredit macet itu disebabkan dampak ekonomi dari pandemi sehingga menghambat aktivitas usaha di berbagai sektor. Banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran kredit mereka," terang Ayu.
BACA JUGA:Dewan Baru Siap Dilantik, Ini Jadwal Lengkapnya
Selain itu, Ayu juga menyoroti bahwa penurunan harga komoditas utama di Bengkulu, seperti kelapa sawit, karet, dan kopi, turut berkontribusi terhadap peningkatan kredit macet. Komoditas-komoditas ini merupakan tulang punggung ekonomi Bengkulu, dan fluktuasi harganya berdampak langsung pada daya beli masyarakat serta kemampuan mereka dalam membayar cicilan kredit.
"Pasca pandemi, harga komoditas kelapa sawit, karet, dan kopi mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan para petani dan pelaku usaha untuk memenuhi kewajiban kredit mereka," tambah Ayu.
Meskipun situasi ekonomi perlahan mulai membaik, tantangan yang dihadapi sektor usaha di Bengkulu masih terasa. Banyak usaha kecil dan menengah yang masih berjuang untuk pulih dan kembali normal seperti sebelum pandemi.
BACA JUGA:Upacara HUT RI ke-79 KDI Berjalan Sukses
"Kami di OJK Provinsi Bengkulu terus berupaya untuk mengawasi dan memberikan arahan kepada lembaga keuangan dalam menangani masalah kredit macet ini diantaranya waktu itu melakukan restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak, terutama mereka yang berada di sektor-sektor yang paling terpukul oleh pandemi dan penurunan harga komoditas," ujar Ayu.