Harianbengkuluekspress.id - Nilai Tukar Petani Subsektor Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, menurun sebesar 1,12 persen dari 211,72 pada Juli 2024 menjadi 209,35 pada Agustus 2024. Penurunan tersebut tentu saja sedikit berdampak ke petani kelapa sawit di Bengkulu.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, turunnya NTP subsektor Perkebunan Rakyat di Bengkulu sebesar 1,12 persen mengindikasikan harga yang diterima oleh petani sawit lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan petani. Sehingga membuat kesejahteraan petani sawit di Bengkulu sedikit menurun.
"NTP subsektor Perkebunan Rakyat menurun menjadi salah satu indikator bahwa kesejahteraan petani sawit di Bengkulu sedikit mengalami penurunan," ujar Win, Kamis 5 September 2024.
Menurut Win, turunnya NTP subsektor Perkebunan Rakyat disebabkan oleh menurunnya harga TBS kelapa sawit pada Agustus 2024. Harga TBS kelapa sawit tercatat mencapai Rp 2.500 per kilogram, turun dari rata-rata Rp 2.600 per kilogram pada Juli 2024.
BACA JUGA:SPBU Jamin Kuota BBM Subsidi Aman, Masyarakat Diminta Tak Panik
BACA JUGA:Sukseskan PON XXI, Telkomsel Hadirkan Layanan 5G
"Penurunan harga TBS kelapa sawit secara langsung berkontribusi pada menurunnya kesejahteraan petani sawit di Provinsi Bengkulu," tutur Win.
Win menambahkan, turunnya harga TBS kelapa sawit tersebut terlihat dari menurunnya NTP subsektor Perkebunan Rakyat di Bengkulu. Hal itu mengindikasikan bahwa petani sawit mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit dari hasil panennya.
"Turunnya NTP subsektor Perkebunan Rakyat di Bengkulu mengindikasikan bahwa petani sawit mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit dari hasil panennya," tambah Win.
Meski demikian, Win juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan peningkatan ini. Sebab, jika hal ini tidak dijaga, maka kesejahteraan petani sawit juga ikut terancam.
BACA JUGA:Kementan Monitoring Program APBN di Kepahiang di Sektor Ini
"Kita perlu memastikan faktor pendukung, seperti peningkatan produktivitas dan pengelolaan yang baik, serta harga sawit terus dijaga. Sehingga kesejahteraan petani sawit dapat berkelanjutan," kata Win.
Para petani sawit di Bengkulu mengeluhkan kabar ini. Salah satunya petani kelapa sawit di Bengkulu, Samhari (54) mengatakan, lebih berusaha maksimal dalam bekerja. Sehingga membuat produktivitas kelapa sawit meningkat dan membuat harga TBS kelapa sawit kembali tinggi pada September 2024 ini.
"Penurunan NTP tidak membuat malas, malah kami lebih bersemangat untuk terus bekerja keras. Semoga harga TBS kelapa sawit tetap stabil atau bahkan meningkat di bulan September ini," kata Samhari.
Meski begitu, Samhari mengaku, dibutuhkan peran pemerintah dan pihak terkait dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani sawit juga menjadi kunci keberhasilan. Diharapkan, tren penurunan ini tidak berlanjut dan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani sawit di Provinsi Bengkulu.