Program revitalisasi ini lebih menekankan tunas bahasa ibu dengan memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih bahan ajar yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
“Siswa yang suka mendongeng bisa memilih materi mendongeng, begitu pula dengan yang suka menulis puisi, komedi tunggal, atau tembang tradisional,” ujarnya.
Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu sebagai unit pelaksana teknis Badan Bahasa, turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan membuka stn simulasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dan memamerkan produk Kantor Bahasa serta batik diwo, bekerja sama dengan komunitas Az-Zahra, Kepahiang. Selain itu, Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu tahun ini turut menyelenggarakan program revitalisasi bahasa daerah. Tujuh bahasa dan dialek yang direvitalisasi antara lain bahasa Enggano, bahasa Rejang, serta lima dialek bahasa Bengkulu, yaitu Serawai, Pasemah, Lembak, Pekal, dan Nasal.
Rangkaian kegiatan RBD di Kantor Bahasa Bengkulu berjalan lancar berkat dukungan penuh dari pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sinergi ini diharapkan dapat terus terjaga demi menjaga keberlangsungan bahasa daerah di Provinsi Bengkulu. (**)