Mau Masuk Surga Bersama Orang Tua, Ustadz Adi Hidayat Sarankan Amalkan Ini

Kamis 26 Sep 2024 - 08:00 WIB
Reporter : Ary
Editor : Asrianto

Cinta kepada Al Qur’an tidak bisa hanya diungkapkan dengan kata-kata, melainkan diwujudkan dengan senantiasa mendampingi dan berinteraksi dengannya, mulai dari membaca, memahami, merenungkan, hingga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Disepertiga Malam, Insya Allah Segera Dapat Jodoh

BACA JUGA:Amalkan Doa Ini, Insya Allah Rezeki Jadi Berkah

Para sahabat Rasulullah adalah contoh terbaik dalam hal mencintai Al Qur’an. Mereka dengan semangat dan antusias mendengarkan setiap wahyu yang disampaikan.

Setiap ayat yang mereka terima dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dirasakan sebagai hadiah yang sangat berharga.

Begitu pula, generasi setelah para sahabat, yaitu tabi’in, menunjukkan semangat yang tinggi dalam membaca Al Qur’an tanpa mengenal waktu.

Kecintaan mereka terhadap Al Qur’an terlihat dari upaya mereka menjadikan Al Qur’an sebagai teman sehari-hari.

Imam al-Nawawi menceritakan bahwa ada beberapa tabi’in yang mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dalam sehari, bahkan ada yang melakukannya antara waktu zhuhur dan ashar.

Di masa kini, jika seseorang ditanya apakah mereka mencintai Al Qur’an, biasanya jawabannya adalah, “Iya, saya mencintai Al Qur’an.” Namun, jawaban ini sering kali keluar secara otomatis tanpa adanya pemikiran dan refleksi yang mendalam.

Cinta sejati perlu dibuktikan, tidak hanya diucapkan. Banyak orang mengaku mencintai Al Qur’an, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih banyak berinteraksi dengan ponsel dibandingkan menghabiskan waktu bersama Al Qur’an.

Bagaimana mungkin seseorang dikatakan mencintai Al Qur’an jika ia mampu berlama-lama memainkan ponsel, tetapi merasa mengantuk saat harus menyentuh Al Qur’an?

Seseorang yang terjerat dalam cinta akan memiliki hati yang selalu terpaut, bibir yang terus menyebut nama yang dicintainya, dan merindukannya ketika jauh. Ia akan memutuskan segala sesuatu demi bersamanya. Menurut Sayyidina Ali, ia adalah tawanan yang tidak bisa lepas dari cintanya.

"Barang siapa yang mencintai sesuatu maka dia adalah tawanan baginya,".

Begitu juga, orang yang mencintai Al Qur’an akan selalu merasa dekat dan nyaman dengannya, seolah-olah ia adalah tawanan Al Qur’an yang tidak bisa lepas terus-menerus membaca, memahami, dan mengamalkan isi kandungannya.

Berbeda dengan bacaan lainnya, yang sering kali terasa membosankan jika dibaca berulang-ulang, Al Qur’an justru semakin menarik dan bercahaya ketika dibaca dan diulang. Semakin sering dibaca, semakin menyenangkan dan indah rasanya.

Imam al-Syatibi menyatakan:

Kategori :