Harianbengkuluekspress.id- Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,Riset dan Teknologi mengklaim angka buta aksara penduduk indonesia menurun.
Direktur PMPK, Baharudin, mengatakan bahwa dukungan untuk penurunan buta aksara dan pemberantasan buta huruf terus dilakukan oleh Kemendikbudristek sepanjang waktu.
Beberapa program yang telah dijalankan antara lain pengembangan kurikulum dan modul pembelajaran pendidikan keaksaraan (dasar dan lanjutan), verifikasi sasaran dan pendampingan pelaksanaan program pemberian Bantuan Pemerintah BOP Keaksaraan.
Serta koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam percepatan penuntasan buta aksara pada daerah kantong buta aksara.
“Kami juga selalu membantu proses penurunan buta aksara ini melalui pengolahan data melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin),” kata Baharudin dikutip dari pres rilis Kemendikbduristek, dalam rangka perayaan Hari Aksara Internasional dan Hari Aksara Nasional,Sabtu 28 September 2024.
BACA JUGA:89,7 Persen Bidang Tanah Telah Tersertifikasi, Ini Pernyataan Kepala Kanwil BPN Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Siap-siap, Komet Langka Segera Muncul di Langit, Gunakan Teleskop untuk Melihatnya
Dijelaskannya, upaya yang telah dilakukan melalui program merdeka belajar yakni pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) melalui Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Melalui pendistribusian dan pemanfaatan buku bacaan bermutu, program pemulihan pembelajaran, pemenuhan sarana pembelajaran literasi untuk anak berkebutuhan khusus, serta peningkatan sarana dan kegiatan literasi pada Taman Bacaan Masyarakat di SKB, PKBM, dan lembaga TBM mandiri.
Upaya-upaya yang diilakukan itu telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023 menunjukkan, angka buta aksara penduduk Indonesia usia 15-59 tahun, menurun cukup signifikan dibanding tahun 2022.
“Angka buta aksara 2022 adalah 1,51% (2.850.851 orang), sedangkan angka buta aksara tahun 2023 adalah 1,08% (1.958.659 orang). Hal ini menunjukkan bahwa sinergi, kerja sama, dan kolaborasi antarpihak terkait, termasuk kepedulian pemerintah daerah dalam memberantas buta aksara cukup berhasil,” terangnya.
Menurut Baharudin, hasil tersebut merupakan hasil usaha dari semua pihak yang selalu mendukung mendukung kebijakan program-program pendidikan masyarakat dan pendidikan khusus.
BACA JUGA:Menteri AHY Ajak Masyarakat Daftarkan Tanah, Ini Kegunaannya
BACA JUGA:Ini Dia Nama-Nama Pemenang Lomba Kompetisi policy Brief Moderasi Beragama
Untuk itu, dalam rangka Hari Aksara Internasional 2024 tersebut, ia berharap, kolaborasi dan gotong royong ekosistem pendidikan dalam peningkatan buta aksara dan melek huruf di tengah masyarakat akan terjalin semakin kuat.