BENGKULU, BE - Bengkulu memiliki tradisi kebudayaan yang kaya. Salah satunya tradisi Kedurai Apem di Kabupaten Lebong, yang telah dilaksanakan sejak lama oleh masyarakat di daerah tersebut. Sampai saat ini tradisi tersebut masih terus dilestarikan. Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief bersama Wakil Bupati Lebong Fahrurrozi ikut dalam pelaksanaan Kedurai Apem yang dilaksanakan di Kabupaten Lebong belum lama ini.
"Tradisi ini mempunyai nilai Islami yang begitu tinggi, karena disitu ada ungkapan syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala, ada pembacaan doa, menjadi ajang silaturahmi, menonjolkan semangat gotong royong dan lain-lain," terang Leni.
Leni mengatakan, tradisi Kedurai Apem itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Karena daerahnya telah dijauhkan dari musibah dan malapetaka.
"Semua berbaur bersama masyarakat. Efektif sekali sebagai sarana bersilaturahmi," tambahnya.
Dijelaskannya, masih bertahannya eksistensi tradisi Kedurai Apem di tengah modernitas dan derasnya arus globalisasi menerpa Indonesia merupakan sebuah prestasi membanggakan bagi masyarakat Kabupaten Lebong.
"Semoga Kabupaten Lebong senantiasa Allah jauhkan dari balak, wabah penyakit, musibah, malapetaka. Kemudian Allah jadikan Lebong, Bengkulu pada umumnya, sebagai daerah yang aman, tentram dan sejahtera," tuturnya.
Wakil Bupati (Wabup) Lebong Fahrurrozi mengenai tradisi ini menekankan komitmen dan dukungan untuk melestarikannya. Menurutnya, budaya adat Kedurai Apem ini merupakan tradisi yang dimiliki Lebong khususnya masyarakat di Kecamatan Lebong Tengah dan Bingin Kuning.
"Sebagai warisan leluhur, tradisi ini sangat penting dan harus tetap dilestarikan," pungkas Wabup. (151)