Industri Sawit di Bengkulu Serap Banyak Tenaga Kerja, Segini Jumlahnya

Kamis 03 Oct 2024 - 21:21 WIB
Reporter : Rewa
Editor : Dendi Supriadi

Harianbengkuluekspress.id  - Pemerintah Provinsi Bengkulu menilai pendirian industri kelapa sawit berpotensi menyerap tenaga kerja yang tinggi, terutama di sisi hilir. Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong pendirian pabrik hilirisasi kelapa sawit di Bengkulu.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Dr H Syarifudin MSi mengatakan, penyerapan tenaga kerja di sektor ini masih cukup luas hingga hilir. Hal ini disebabkan banyak potensi dari industri kelapa sawit yang belum digarap di daerah.

"Di samping itu, di sektor hulu sawit belum bisa dilakukan full mekanisasi, sehingga masih banyak membutuhkan tenaga kerja," kata Syarifudin, Kamis 3 Oktober 2024.

BACA JUGA:Pendatang Atau Pindah Segera Lengkapi Adminduk, Syarat Agar Bisa Nyoblos

BACA JUGA: Perketat Pengawasan Geng Motor, Penjabat Wali Kota Bengkulu Kumpulkan Kepala Sekolah

Ia memperkirakan penyerapan tenaga kerja di berbagai sentra sawit di Bengkulu bisa mencapai lebih dari 10 ribu orang, mencakup pekerja hingga tenaga angkutan pendukung, dari potensi luas perkebunan mencapai 400 ribu hektar hektare.

"Potensi penyerapan tenaga kerja di sektor ini masih cukup besar," ujarnya.

Menurutnya, potensi penambahan tenaga kerja di sektor hilir sangat besar karena penyerapan pekerja di sektor hulu tidak terlalu tinggi selama tidak ada pengembangan kebun. Namun, tenaga kerja di sektor hulu masih mempunyai peran yang krusial dalam keberlangsungan industri sawit, karena apabila ada hambatan di hulu, maka seluruh proses di perkebunan akan terkendala.

"Kami berharap ke depan tenaga kerja yang meningkat hanya di sektor hilir sebab di hulu ada moratorium praktis tidak ada perluasan kebun," ujarnya.

Namun, ia mengakui jumlah penyerapan pekerja sawit masih sangat bergantung dengan harga TBS. Pernah ketika harga TBS Rp1.000 per kilogram, penyerapan tenaga kerja rendah. Sebaliknya, ketika harga TBS mencapai Rp3.500 per kilogram, penyerapan pekerja tercatat tinggi.

"Harga sawit yang tidak menentu di dunia internasional turun naik, itu menyebabkan penyerapan tenaga kerjanya juga turun naik, tidak continue atau berkelanjutan. Jadi tergantung harga TBS," tutupnya.(999)

 

Kategori :