Harianbengkuluekspress.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu terus berupaya mencegah pernikahan usia dini di wilayahnya. Salah satu alasan utama adalah untuk menekan angka stunting yang masih menjadi perhatian tersebut.
Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma MSi menegaskan, dalam rangka mencapai tujuan ini, DP3AP2KB menjalankan sejumlah program strategis, termasuk program ketahanan remaja yang mencakup Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Kedua program ini berfokus pada penguatan keluarga dan pemberdayaan remaja.
"Ada sejumlah program yang kami jalankan untuk mencegah pernikahan dini diantaranya program penguatan keluarga dan pemberdayaan remaja," kata Dewi.
BACA JUGA:Tarif Parkir Naik, Tapi PAD Baru 17 Persen, Begini Penjelasan Bapenda Kota Bengkulu
BACA JUGA:Tingkatkan Partisipasi Generasi Z, KPU Kabupaten Lebong Gelar Festival Band
Ia mengatakan, dalam hal program penguatan keluarga, dibutuhkan peran keluarga, khususnya orang tua. Sebab peran mereka sangat penting dalam pencegahan pernikahan usia dini, karena keterlibatan orang tua dalam memberikan arahan dan bimbingan yang tepat bagi anak-anak remaja mereka.
"Orangtua mempunyai peran penting dalam keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai pernikahan usia dini," ujar Dewi.
Selain itu, DP3AP2KB juga mengandalkan program Generasi Berencana (GenRe) sebagai bagian dari upaya pencegahan pernikahan usia dini. Program ini bertujuan mengedukasi remaja agar memiliki perencanaan hidup yang matang. "Dengan GenRe, kami mengajarkan remaja untuk memikirkan masa depan mereka dengan lebih baik, baik dalam hal pendidikan, karier, maupun keluarga," jelas Dewi.
Ia menambahkan bahwa para Duta GenRe yang dipilih menjadi bagian penting dalam menyebarkan informasi ini di kalangan remaja. Mereka menggunakan pendekatan persuasif untuk menjangkau teman-teman sebaya, sehingga pesan tentang pencegahan pernikahan dini lebih efektif tersampaikan.
"Duta GenRe membantu remaja lainnya merencanakan kehidupan yang matang dan sehat," lanjut Dewi.
Tidak hanya itu, Dewi juga menyebutkan bahwa ada program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang menjadi bagian penting dari strategi pencegahan ini. Program ini memberikan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya menunda pernikahan sampai mencapai usia yang matang.
"Melalui program PUP, kami memberikan wawasan tentang usia pernikahan yang ideal dan risikonya jika dilakukan terlalu dini," tutupnya.(999)