Untuk mendukung peningkatan kapasitas petani, Dinas Pertanian Mukomuko telah menjalin kerja sama dengan Pemkab Solok, Sumatera Barat. Kerja sama ini mencakup transfer teknologi dan pengetahuan terkait budidaya bawang merah.
"Solok adalah produsen bawang merah terbesar kedua di Indonesia. Melalui MoU yang sudah ditandatangani, mereka siap membantu Mukomuko dalam hal transfer ilmu, teknologi, dan strategi budidaya," tambahnya.
Pitriyani, menjelaskan, pengembangan bawang merah ini juga menjadi solusi atas inflasi daerah yang kerap dipicu oleh kenaikan harga bawang merah dan cabai.
BACA JUGA:BPBD Mukomuko Terima Bantuan Kemendagri, Ini Kegunaannya
BACA JUGA:Laboratorium Lingkungan Hidup Mukomuko Siap Beroperasi, Ini Fungsinya
"Harga bawang merah sering melonjak karena pasokan yang terbatas. Dengan pengembangan bawang merah di Mukomuko, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga berpotensi menjadi pemasok utama untuk daerah tetangga," ujarnya.
Selain itu, kerja sama dengan Pemkab Solok juga memberikan solusi jangka pendek. Mukomuko akan mendapatkan pasokan bawang merah dari Solok, sementara Mukomuko memasok daging ke Solok.
"Jangka pendeknya, kita mendapat pasokan bawang merah dari Solok. Jangka panjang, kita akan menjadi daerah produsen bawang merah dengan dukungan mereka," jelasnya.
Pitriyani, berharap program ini dapat berjalan secara berkelanjutan, mengingat pengembangan sentra bawang merah membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Seperti Solok, yang membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menjadi sentra bawang merah, Mukomuko juga memerlukan komitmen jangka panjang. Dengan dukungan pemerintah, petani, dan investor, saya yakin Mukomuko bisa menjadi sentra bawang merah di Sumatera," pungkas Kadis Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Mukomuko optimistis dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal. (**)