Tren Jual Beli Terumbu Karang di Pantai Bengkulu, Segini Harganya
Senin 27 Nov 2023 - 17:07 WIB
Reporter : Oktariani
Editor : Asrianto
HARIANBE - Tauhkah kalian jika terumbu karang dilarang diperjual belikan, tetapi bagaimana dengan terumbu karang yang sudah mati atau yang sudah lepas dari laut.
Akhir-akhir ini banyak masyarakat di pesisir pantai Panjang Jl. Bawal, Malebore, kec. Tlk Segara, Kota Bengkulu yang memperjual belikan terumbu karang yang sudah mati.
BACA JUGA: Nikmati Keindahan Alam Pulau Tikus Bersama Jasa Wisata Pulau Tikus 3 Putra, Ini Tarif Terbarunya
BACA JUGA: Berendo Uncu Perak, Caffe Unik Bisa Nongkrong, Rekreasi dan Berolahraga, Ayo ke Sini
Seperti halnya Desi Manda Sari (31) menjelaskan kepada BE, Kamis (05/10/23) bahwa terumbu karang yang mereka jual merupakan karang yang sudah mati
Atau karang yang sudah lepas dari laut, mereka tidak mengambil dilaut secara langsung sehingga tidak merusak alam.
Desi juga menyebutkan Polisi dan TNI acap kali datang menanyakan terumbu karang yang mereka jual diambil dari dari mana.
Sekali lagi Desi menegaskan mereka tidak merusak alam, terumbu karanag tersebut didapatkan di pinggir pantai.
“Kami nemu di pinggir pantai, nemu satu atau dua kita punggut, ngak ngambil dari laut kan itu merusak alam. Kalau ambil yang masih hidup marah dong Polisi ama TNI” Jelas Desi.
Desi menjual terumbu karang sudah lebih satu tahun setengah, ia menjual karang tersebut dengan harga Rp 5 ribu rupiah per satu buah karang.
Selain menjual terumbu karang yang sudah mati ia juga menjual hiasan dan benda-benda rumah tangga yang dihiasi dengan kereng-kerang.
Harganya juga berpariasi, untuk hiasan kerang yang berukuran kecil dibandrol dengan harga Rp 35 ribu rupiah dan yang paling mahal kaca harganya Rp 120 ribu rupiah.
Desi menjelaskan hiasan mereka beli dari Medan dan tidak diproduksi sendiri karena pembuatanya cukup rumit dan susah.
BACA JUGA: Asrinya Wisata Curug Cay, Tarif Masuk Cuma Dua Ribu Rupiah, Ini Tempatnya
“Lima ribu semua per satu buah karang sama kerangnya, kalau kaca paling mahal seratus dua puluh ribu rupiah. Dari medan kita ngak bisa bikin kalau kerajinannya,” tutur Desi.
Kategori :