Harianbengkuluekspress.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat nilai ekspor di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan. Bahkan menurut data terbaru, ekspor di daerah ini mengalami penurunan sebesar 27,24 persen dalam periode satu tahun, dari US$ 184,48 juta hingga September 2023 menjadi hanya US$ 134,24 juta pada September 2024.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal, memberikan penjelasan terkait penurunan ekspor ini. Ia menyatakan, penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan oleh pelemahan permintaan komoditas ekspor dari sejumlah negara di dunia.
"Penurunan nilai ekspor ini disebabkan oleh pelemahan permintaan sejumlah komoditas ekspor utama. Bahkan pada September 2024, seluruh komoditas ekspor di Bengkulu mengalami penurunan yang cukup mencolok," kata Win, Rabu 27 November 2024, kepada BE.
Dalam data yang dirilis oleh BPS pada November 2024 ini, terlihat beberapa komoditas ekspor utama pada September 2024, mengalami penurunan yang signifikan. Seperti ekspor komoditas batubara mengalami penurunan sebesar 23,60 persen.
BACA JUGA:Gencarkan Menanam Tanaman Pangan, Ini Kata Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:MMKSI Luncurkan Mitsubishi Xforce Varian Baru, Berikut Penampakannya
"Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita bersama. Kita perlu mencari solusi untuk mengatasi penurunan ekspor ini agar ekonomi daerah ini tetap stabil," ujar Win.
Pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan eksportir, telah mulai berdiskusi untuk mencari solusi dalam menghadapi penurunan ekspor ini. Salah satu langkah yang telah diambil meningkatkan promosi dan pemasaran komoditas ekspor Bengkulu ditingkat nasional dan internasional.
"Sudah banyak upaya dilakukan oleh pemerintah daerah dan eksportir, salah satunya meningkatkan promosi dan pemasaran komoditas ekspor Bengkulu baik di tingkat nasional dan internasional," kata Win.
Bukan hanya itu, upaya untuk diversifikasi produk ekspor juga menjadi perhatian. Dengan variasi produk ekspor yang lebih luas, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap fluktuasi pasar global.
"Selain promosi dan pemasaran, kita minta agar dilakukan diversifikasi produk ekspor, sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap fluktuasi pasar global," tuturnya.
Menurut Win, kondisi ekonomi global yang juga turut mempengaruhi ekspor Bengkulu diakui sebagai faktor yang tak bisa diabaikan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor di Bengkulu.
"Kondisi ekonomi global yang tidak stabil memang berdampak pada ekspor kita. Namun, kita harus tetap berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor kita," tutupnya. (Rewa Yoke)