Harianbengkuluekspress.id– Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) kini ditetapkan sebagai zona merah kebakaran setelah tercatat 36 insiden kebakaran terjadi sepanjang 11 bulan terakhir di tahun 2024.
Kebanyakan insiden ini disebabkan oleh korsleting listrik dan pembakaran sampah, dengan total kerugian materiil lebih dari Rp 10 miliar.
Tidak hanya itu, dampaknya juga mencakup kerusakan lingkungan hingga ancaman terhadap keselamatan jiwa masyarakat.
Menanggapi data tersebut, Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) BS, Erwin Muchsin SSos menyampaikan pentingnya penambahan fasilitas damkar untuk menghadapi ancaman kebakaran yang semakin tinggi.
BACA JUGA:142 Kades di BS Kembali Diwarning, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Kebakaran Hebat Terjadi di BS, Rumah Tukang Bangunan Hangus Dalam Sekejap
Ia mengusulkan agar setiap kecamatan memiliki minimal satu armada pemadam untuk memastikan respons yang cepat.
"Saat ini, kita hanya mengandalkan tiga armada yang kondisinya kurang optimal. Dengan fasilitas yang ada sekarang, jangkauan kami masih terbatas," ujar Erwin kepada BE, Selasa 3 Desember 2024.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan di dalam Kota Manna, waktu respons maksimal lima menit. Tapi untuk wilayah yang lebih jauh dan ini menjadi tantangan besar.
"Sehingga perlunya modernisasi fasilitas damkar, seperti penyediaan alat semprot otomatis dan alat pemecah api, sebagaimana diterapkan di beberapa daerah lain," katanya.
Erwin optimis dengan alat-alat ini, proses pemadaman dapat dilakukan lebih efektif, terutama untuk kebakaran besar. Sehingga ia berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk menambah jumlah dan memperbarui armada yang ada.
BACA JUGA:Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang di 11 Kecamatan Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Pasar Ampera di BS Sepi dan Tak Terawat, Ini yang Disampaikan Para Pedagang
"Jika tidak segera ditangani, potensi kerugian akan terus meningkat, baik dari segi materiil maupun keselamatan masyarakat,” tambahnya.
Sebagai informasi, selain kebakaran rumah, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menjadi perhatian utama di BS.