Harianbengkuluekspress.id – Berdiri kokoh di Tugu Bundaran Jalan Raya Padang Panjang, Kota Manna, Meriam Honisuit menjadi saksi bisu pertempuran masa lalu.
Saat ini Meriam Honisuit menjelma sebagai monumen bersejarah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Meriam buatan Inggris ini adalah peninggalan tentara Jepang dari tahun 1946, yang dulunya menjadi benteng pertahanan strategis di garis pantai Bengkulu Selatan.
Dibawa oleh tentara Jepang dalam misi penjajahan, Meriam Honisuit digunakan untuk menjaga wilayah dari serangan musuh.
BACA JUGA:SSB Persiman Meriam Selatan, Cetak Bibit Unggul Sepak Bola
BACA JUGA:Untuk Pelaku UMKM, KUR BCA Rp 25 Juta, Tenor hingga 60 Bulan, Proses Cepat, Cuma Segini Angsurannya
Dengan panjang laras 3,4 meter, kaliber 19,01 cm, dan berat 2,2 ton. Meriam Honisuit adalah simbol kekuatan militer masa itu.
Pada larasnya terukir tulisan “B.L, O. In-Vire,” yang menunjukkan keaslian senjata ini sebagai produk buatan Inggris.
Meski dulunya menjadi alat perang, kini Meriam Honisuit telah berubah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Bengkulu Selatan.
Letaknya yang strategis, berdekatan dengan Kantor Bupati Bengkulu Selatan, menjadikannya mudah diakses dan semakin populer sebagai destinasi wisata sejarah.
Berada di jantung Kota Manna Bengkulu Selatan, kawasan ini juga menjadi tempat favorit bagi warga lokal, terutama anak muda, untuk bersantai dan menikmati suasana sore hari.
Salah seorang pengunjung Meriam Honisuit, Winda (23) asal Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan mengungkapkan bahwa ia kerap datang ke tempat tersebut bersama teman-temannya untuk menikmati suasana yang penuh nostalgia.
BACA JUGA:Jaga Pasar Minggu Pasca Penertiban, Ini yang Akan Dilakukan Dinas Satpol PP Kota Bengkulu
Ia mengungkapkan rasa takjubnya akan Meriam Honisuit yang larasnya mengarah ke Samudra Hindia tersebut.