Harianbengkuluekspress.id – Suasana duka masih menyelimuti keluarga Budi Ashari, ayah dari Boni, pemuda 21 tahun yang menjadi korban tewas akibat perkelahian di sebuah warung di Kelurahan Padang Sialang, Kabupaten Bengkulu Selatan. Boni, anak ketiga dari empat bersaudara tersebut semasa hidupnya dikenal sebagai sosok periang.
Budi menceritakan sebelum dirinya berangkat ke Kota Bengkulu untuk mengambil beras. Ia menceritakan bahwa anaknya masih seperti biasa di rumah.
"Dia sempat berpamitan sambil tersenyum," kenang Budi dengan mata berkaca-kaca, Selasa 14 Januari 2025.
Namun, perjalanan Budi ke Kota Bengkulu berubah menjadi duka mendalam. Di tengah perjalanan, ia mendapat kabar bahwa Boni masuk rumah sakit. Meski sempat diberi tahu untuk tidak khawatir, firasat buruk mulai menggelayut di benaknya.
"Waktu itu saya di Simpang Skip. Lalu ada telepon lagi yang menyampaikan kalau anak saya sudah tiada. Saya langsung menangis, bingung, tidak tahu harus bagaimana," ungkap dengan nada menahan tangis.
BACA JUGA:Dandim 0408 Periksa Gudang Senjata, Pastikan Keamanan dan Kedisiplinan
BACA JUGA:TPK Desa Tanjung Alam Bermasalah, Pekerja Akui Keterlambatan Material Proyek
Bahkan ia mengaku sesampainya di rumah, ia melihat anaknya telah terbujur kaku. Kondisi tersebut membuat dirinya sangat terpukul dengan kepergian Boni yang tidak pernah terduga sebelumnya.
"Saat itu hati saya hancur. Tidak pernah terpikir akan kehilangan anak saya secepat ini," tambahnya dengan suara lirih.
Sementara itu, Lurah Padang Sialang, Topan Ganata menjelaskan bahwa lokasi kejadian merupakan warung yang sering menjadi tempat berkumpulnya anak muda, termasuk pelajar. Warung tersebut sudah lama dikeluhkan warga karena sering menjadi lokasi perkelahian, mabuk-mabukan, hingga pelajar bolos sekolah.
"Kami sudah beberapa kali memberikan peringatan kepada pemilik warung bersama RT, Satpol PP, dan kepolisian. Bahkan, warga RT 02 sempat menggelar pertemuan untuk membahas keresahan ini," jelas Topan.
Menurutnya, warung seperti itu sulit ditutup karena statusnya adalah usaha warga. Namun, pemerintah dan masyarakat setempat terus berupaya menertibkan aktivitas di lokasi tersebut.
"Kami harap kejadian ini menjadi perhatian semua pihak agar tempat-tempat seperti ini tidak lagi meresahkan warga," tambahnya.
Topan juga mengimbau agar semua pemilik usaha yang berpotensi menjadi lokasi kerumunan, termasuk kos-kosan, turut menjaga keamanan dan ketertiban.
"Kita semua berharap ini menjadi kejadian terakhir yang merenggut nyawa," tutupnya. (Renald)