BENGKULU, BE - Ancaman krisis pangan dampak El Nino kemarau panjang mulai mengintai. Persawahaan di beberapa wilayah di Provinsi Bengkulu banyak kering. Dari 10 kabupaten/kota, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu mayoritas masyarakatnya terdampak akibat El Nino. Atas kondisi tersebut, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Pusat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, langsung menyalurkan bantuan sembako nonberas kepada masyarakat di dua wilayah tersebut. Ada sekitar 8.458 paket sembako dibagikan kepada masyarakat.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan, bantuan itu diberikan sebagai upaya pengendalian kerawanan krisis pangan.
"Kita intervensi kecil-kecilan melalui menyalurkan bantuan pangan," ungkap Nyoto usai penyaluran bantuan pangan di Grage Hotel Bengkulu, Kamis (26/10).
Dijelaskannya, kerawanan krisis pangan itu, disebabkan terjadinya perubahaan iklim ekstrim. Beberapa daerah di Indonesia, termasuk Bengkulu, mengalami kekeringan. Sehingga terjadi penurunan produksi pangan.
"Dampak ini harus diwaspadai sebagai pemicu terjadinya kawan pangan," tuturnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu Isnan Fajri SSos MKes mengatakan, BPN telah turun langsung ke Bengkulu, untuk memberikan bantuan. Dari 8 ribuan paket sembako non beras itu, 2.973 paket untuk masyarakat di Bengkulu Utara dan 5.485 paket masyarakat di Kota Bengkulu.
Ribuan paket sembako itu dibagikan melalui kantor pos dengan rincian paketan terdiri dari cornet, dencis, bihun jagung, garam, kacang hijau, dan minyak goreng.
"Upaya itu, dalam rangka antisipasi krisis pangan, dampak kemarau panjang. Jadi diantisipasi," ungkap Isnan.
Upaya bantuan antisipasi krisis pangan itu, menurut Isnan, bisa juga dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing. Jadi masyarakat bisa terbantu dalam memenuhi kebutuhaan saat musim kemarau.
"Kabupaten/kota bisa melakukan hal serupa," tuturnya.
Tidak hanya itu, kebutuhaan beras saat ini di Provinsi Bengkulu masih tercukupi, melalui stok beras di Bulog. Upaya pemerintah saat ini, menjaga harga beras tidak kembali naik. Berbagai intervensi telah dilakukan. Salah satunya, dengan melakukan mobilisasi ASN pemprov untuk membeli beras Bulog. Sehingga harga di pasaran bisa bersaing.
"Mulai ASN, telah memberi beras di Bulog. Jadi harga bisa dikendalikan," terangnya.
Beras di Bulog itu, tidak hanya untuk ASN saja. Namun untuk masyarakat umum, stok beras yang dijual juga telah dikeluarkan. Tidak ada lagi beras yang masih disimpan dalam gudang.
"Stok beras dikeluarkan semua, agar bisa terkendali harga di pasaran," ujarnya.
Untuk kekeringan sawah, menurut Isnan, memang tidak bisa dipungkiri. Sebab, ada sawah yang miliki irigasi dan ada sawah tadah hujan. Atas kondisi cuaca saat ini, diharapkan bisa kembali hujan.