Wagub Kukuhkan Kepala BKKBN yang Baru
Harianbengkuluekspress.id - Kasus stunting di Provinsi Bengkulu pada tahun 2023 lalu masih tinggi mencapai 19,8 persen. Tahun 2024 ini ditargetkan turun menjadi 15 persen.
Namun, Wakil Gubernur Bengkulu, Dr H Rosjonsyah Syahili Sibarani menyayangkan masih banyak instansi pemerintah belum serius dalam menangani stunting. Sehingga penurunan stunting belum turun secara drastis di setiap daerah.
"Sekarang ini, belum semua instansi pemerintah serius ikut menurunkan stunting," kata Rosjonsyah usai mengukuhkan Zamhari SH MH sebagai Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, di Ruang Pola Pemprov Bengkulu, Kamis 14 Maret 2024.
Dijelaskannya, penurunan stunting di Bengkulu harus menjadi prioritas. Karena ketika stunting turun, maka angka kemiskinan bisa ikut menurun. Untuk itu, keterlibatan semua pihak dibutuhkan.
BACA JUGA:Kuliahkan Perangkat Desa, Pemprov Bengkulu Siapkan Rp 810 Juta
BACA JUGA:Oknum Polisi Cabul Serahkan Diri, Kejari Bengkulu Lakukan Eksekusi
"Belum diberdayakan semua. Maka melibatkan semua pihak itu penting," tambahnya.
Rosjonsyah yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu ini mengatakan bahwa Zamhari sebagai Kepala BKKBN Bengkulu sekaligus sebagai Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu, harus mampu memaksimalkan visi misi penurunan stunting. Sinkronisasi program menjadi penting, termasuk keterlibatan semua pihak. Baik pemerintah maupun swasta.
"Kita butuh eksekutor yang dapat bekerja di lapangan, jangan lagi konseptor," ujarnya.
Rosjonsyah juga meminta agar jaringan di desa dan pendamping tingkat desa dihidupkan kembali. Karena selama ini jaringan tingkat desa belum sepenuhnya aktif.
"Penurunan stunting di Bengkulu harus terjadi. Hidupkan semua jaringan di tingkat desa," tutur Rosjonsyah.
Sementara itu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI, Nopian Andusti SE MT mengatakan kerja sama sangat penting dalam program bangga kencana hingga ke penurunan stunting.
Jika BKKBN bekerja sendiri, program Bangga Kencana akan sulit tercapai.
"Jika semua pihak bekerja sama, program ini akan lebih mudah untuk diwujudkan," terang Nopian.