Optimis Kasus Stunting Menurun, Tiap Kelurahan Ditarget Begini
IST/BE Pj Sekda Kota, Eko Agusrianto bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari saat melakukan diseminasi audit kasus stunting. --
Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kota Bengkulu memperkuat upaya pencegahan disetiap kelurahan agar tidak ada angka stunting baru di Kota Bengkulu.
Hal ini demi merealisasikan target zero stunting di tahun 2024. Melihat dari hasil Pemkot melakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Tahap II Tingkat Kota Bengkulu, di Aula DP3A2KB, Jumat 15 November 2024.
"Setiap kecamatan di Kota Bengkulu terus berkomitmen dalam menjaga nol kasus stunting. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Pj Sekda kota, Eko Agusrianto.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari laporan di 9 kecamatan untuk mengetahui apakah ada anak-anak yang terindikasi stunting. Tim pakar akan melakukan audit untuk menindaklanjuti kasus-kasus tersebut.
BACA JUGA:RAPBD Tak Sinkron, Dewan Seluma Protes Ini
BACA JUGA:Kajati Tekankan Netralitas Jaksa di BS, Ini Sanksinya
Berdasarkan hasil studi Status Gizi Indonesia ( SSGI ) Tahun 2021 menunjukkan bahwa Prevalensi stunting di Kota Bengkulu sebesar 22,2% Tahun 2022 12,9%, Tahun 2023 menjadi 6,7%.
Target Prevalensi Stunting di Kota Bengkulu Tahun 2025 sebesar 0%.
"Sebelumnya kota bengkulu mendapatkan gelar terbaik penurunan angka Stunting Se-Provinsi Bengkulu pada saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi ke-13 tahun dari BKKBN RI. Tentu kita sangat optimis penghargaan berikutnya bisa sesuai target awal kita zero stunting," imbuh Eko.
Kepala Dinas P3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma menjelaskan jumlah kasus stunting di Kota Bengkulu pada September lalu sebanyak 49 kasus. Namun hingga saat ini tidak ada penambahan kasus baru. Artinya, upaya pencegahan secara maksimal yang dilakukan Pemkot Bengkulu tidak sia-sia.
BACA JUGA:Isu Strategis Jadi Fokus Penyusunan KLHS RPJMD, Pemkab Kaur Gelar Ini
"Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan pemkot dalam melakukan berbagai program," jelas Dewi.
Strategi utama yang ditonjolkan oleh DP3AP2KB adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga, pola asuh anak, serta pelayanan kesehatan dan sanitasi. Ia menekankan bahwa dengan meningkatkan aspek-aspek ini, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan.
Selain itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga didorong untuk cepat tanggap dalam menangani kasus-kasus yang terindikasi stunting, sehingga intervensi dapat segera dilakukan.