Adanya Handoko sebagai pakar ekspresi yang mengatakan bahwa mimik muka Jessica identik dengan psikopat,
Serta bahwa tidak mungkin orang bisa setenang itu dan bisa memendam emosi, hal yang sangat multitafsir dan tidak bisa merata di berikan judgement seperti itu.
Hinaan, cacian dan makian hingga tersebarnya isu-isu motif Jessica dalam membunuh Mirna pada 2016 silam terlampau sudah dilewati selama 7 tahun Jessica menjalani hukuman dan mendekam di penjara
atas kasus yang akhirnya ketok palu hanya berdasarkan tafsir gerak-geriknya yang ditarik kesimpulan begitu saja oleh rekaman CCTV yang kita tahu ha semacam itu bisa saja di manipulasi.
Terlepas dari bagaimana hakim mengambil keputusan, apakah bukti yang ada sudah cukup kuat untuk melayangkan hukuman kepada Jessica,
Namun kembali ke persoalan motif adalah hal yang sampai kini rasanya tidak pernah cukup kuat dan sangat mendiskriminasi baik persoalan fisik maupun orientasi seksual yang dibawa-bawa kemeja hijau hingga jauh dari pada persoalan awal
Apakah itu benar karena sianida atau bukan justru motif itu sudah menjadi senjata jebakan utama dalam kasus ini guna memberatkan Jessica.
Tidak ada logika yang masuk disaat kebenaran kematiannya saja belum bisa di verifikasi namun tersebarnya isu-isu motif Jessica membunuh sudah menjadi tombak hantaman untuk dia untuk memberatkannya di meja pengadilan.
Perubahan digitalisasi saaat ini memudahkan masyarakat untuk ikut turut berkomentar dan berdiskusi utamanya peran dari para influencer yang menjadikan kasus ini sebagai konten pembahasan Estherlubis
Misalnya mahasiswa Hukum dari UGM yang sekaligus konten creator platform tiktok secara rutin membagikan pendapatnya mengenai kasus ini dalam akun media sosialnya
Sehingga banyak masyarakat terpersusasi atas pendapatnya bahwa kematian Mirna bisa jadi bukan karena Jessica
“Dari segi prosesnya saja sudah tidak memenuhi aturan karena mayat tidak di autopsi dan itu kemauan dari keluarga jadi bagaimana bisa di pastikan dan di jatuhkan hukuman kalau ada proses yang di lewati” ujarnya pada salah satu videonya.
Setelah Estherpun banyak influencer lain juga yang satu persatu speakup mengenai ini termasuk mengenai gerak-gerik Jessica yang dirasa aneh padahal beberapa orang tak jarang mempunyai karakter yang memang mungkin setenang itu dan memang sulit untuk berekspresi.
“Jessica itu kan kaya Setan, deep inside its something like evil”, Umpat Edi Darmawan selaku ayahnya Mirna dalam Film documenter Ice Cold.
Tak ada satupun tolak ukur yang mengatakan bahwa tidak berekspresi berarti mempunyai aura setan, bahwa tidak bersedih tandanya psikopat,
Namun seakan ditujukan bahwa bentuk muka, dan ekspresi Jessica adalah sebuah kesalahan yang sampai kini bahkan hal tersebut lebih kuat dari bukti sebenernya yang ada dan lebih nyata adanya mengenai data tidak di temukannya racun sianida pada tubuh Mirna.