Body Shaming Hingga Konspirasi Penyimpangan Sebagai Bentuk Senjata Untuk Mengadili Jessica
Opini kasus Jessica Mirna-Istimewa/Bengkulu Ekspress-
HARIANBE - Penampilan dan fisik menjadi tolak ukur perempuan divonis sebagai penjahat hal tersebutlah yang terjadi pada Jessica Kumala Wongso tersangka pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
Kita tahu kasus diduga pembunuhan Mirna yang sempat banyak menyorot perhatian public pada 2016 kembali menarik perhatian public kembali dikarenakan realese nya Film Dokumenter “Ice Cold” di Netflix.
Mata masyarakat seakan dihadirkan lagi oleh memori serta kebenaran-kebenaran yang membuat mereka berfikir ulang atas dukungannya di 2016 silam kepada keluarga Mirna selaku korban.
BACA JUGA: Mayat Laki-laki Tanpa Indentintas Ditemukan di Pantai Panjang, Ini Ciri-cirinya
BACA JUGA: Kasus Prostitusi Online, Pengelola Hotel Diwarning Begini
Sebagai masyarakat ikut memperhatikan fenomena ini satu hal menarik yang beberapa kali tampil dalam layar documenter Film Ice Cold adalah bagian upaya untuk menjatuhkan Jessica Secara Fisik,
Dikatakan oleh Darmawan selaku ayah Mirna bahwa Jessica memiliki wajah yang tidak terlalu cantic sehingga iri dengan anaknya Mirna dan berniat Meracuni.
Terlebih isu-isu lain yang pernah beredar juga di public mengenai kemungkinan hubungan special antara Jessica dan Mirna sebagai sepasang kekasih yang membuat motif Jessica muncul untuk membunuh mirna dikarenakan rasa cemburu oleh status Mirna yang sudah menjadi istri orang lain.
Terlihat bahwa upaya body shaming serta penunjukan identitas orientasi seksual yang menyebar sebagai isu yang sangat tidak lurus dan tidak sejalan dengan kasus yang semestinya di bongkar.
Sedangkan permasalahan utama yang jelas mengenai bukti racun saja tidak pernah di temukan.
Belakangan dokter Djaja Surya Atmaja selaku ahli forensic mendapat banyak sorotan sebab keterangannya yang memberi kesaksian bahwa tidak ada racun sianida di tubuh Mirna menjadi buah bibir ke ambiguan hasil peradilan yang terjadi di 7 tahun silam tersebut,
Ia pun banyak mendapat undangan menjadi narasumber dari beragam podcast dan acara TV Nasional.
“Ketika itu dibuka perutnya, diambil isi lambung, jaringan hati,darah, urine.Racun yang pertama dikirim ke Puslabfor hasilnya sianida negative.Makanya dari forensic, nggak mungkin sianisa” Kata dr Djaja dalam podcast dr. Richard Lee
Keterangan Dr Djaja sama dan tetap konsisten dari awal ia diundang oleh penasihat umum di persidangan hingga kini jelas bahwa persoalan sianidanya saja tidak ditemukan ditubuh.