"Korbannya itu murid saya dan kami memang pacaran. Saya menembaknya saat momen Valentin 14 Februari, saat itu lagi momen pencoblosan Pemilu," ujar JR kepada BE sembari menunduk malu, Kamis 21 Maret 2024.
Lebih lanjut, JR yang merupakan pria beristri dan memilik anak tersebut menyampaikan awal mula perkenalannya dengan muridnya tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler sekolah, yaitu futsal putri.
JR sendiri merupakan guru Bimbingan Konseling (BK) dan juga pelatih ekstrakurikuler futsal putri di sekolah tersebut.
"Anggota futsal putri kami ada 35 orang putri, salah satunya yaitu korban," ungkapnya.
JR mengatakan kedekatannya dengan siswinya pada saat ekstrakurikuler hingga berlabuh pada kisah cinta gelap berakhir tindakan cabul. Padahal klub futsal yang dipimpin JR merupakan tim futsal putri yang kerap meraih prestasi di tingkat SMA di BS.
"Tim futsal putri kami tidak pernah terkalahkan di Bengkulu Selatan, tapi untuk korban sendiri berada di club B karena baru bergabung dan masih duduk di bangku kelas 2 SMA," katanya.
JR mengaku selama menjalin asmara dengan siswinya ia sudah bertemu sebanyak 3 kali. Pertemuan mereka berada di kebun-kebun di dekat perkampungan. Sedangkan kejadian pencabulan itu terjadi pada Minggu 17 Maret 2024 sekira pukul 20.00 WIB, saat itu JR menghubungi korban melalui mesenger mengajak bertemu di dekat makam di Desa Lawang Agung Kecamatan Kedurang lalu mengajaknya ke salah satu pondok atau anjung kebun jagung warga.
"Saya hanya mengajak bertemu saja pak, saya tidak melakukan apa-apa," bantahnya. (117)