dan menguatnya pola kerja berseberangan untuk saling berkarya dalam pembangunan, kemanusiaan dan pengelolaan sumber daya alam seutuhnya.
Dalam konteks agama, lahirnya dasar kepemimpinan Independen merupakan sebuah "Amanah itu sendiri, ia adalah esensi penerus sebelumnya yang diletakkan berdasarkan kemurnian haq yang tidak melangkahi.
BACA JUGA:Dikerjakan Pada Senin-Kamis, Ini Penjelasan Buya Yahya Terkait Puasa Syawal
BACA JUGA:Lebih Bermanfaat, Tips Mengelola Uang THR Anak
Memiliki kekuatan kepentingan umum yang bersandar pada akurasi bukti dan rekomendasi orisinal.
Sedangkan dalam konteks mengabdi, dasar kepemimpinan Independen adalah memberikan dan mensederhanakan nilai-nilai politik masyarakat agar berpandangan maju dalam melakukan akselerasi pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia serta alamnya dalam rangka perubahan dan peningkatan taraf hidup.
Masyarakat diberikan tindakan nyata terhadap kepentingan umum dan hak-hak hidup orang banyak." (Yurmartin, dalam Catatan Edukasi dan Gagasan Politik Masyarakat Pinggiran).
Kehadiran kepemimpinan jalur Independen khususnya dari kalangan "Anak Muda", adalah model utama dari transformasi kepemimpinan yang menggerakkan kekuatan iklim politik baru dalam hal kepemimpinan masa depan.
Adanya tokoh Independen untuk sebuah daerah, bukan hanya untuk melanjutkan estafet sebelumnya, tapi memperjuangkan kemandirian masyarakat yang lebih besar.
Independensi dalam akurasi politik dan pergerakannya untuk masyarakat, setidaknya pertama, dapat disinyalir kuat memotong dan memberikan dampak signifikan yang mampu memangkas jauh subjektivitas dan politik uang.
Dengan independensi, partisipasi politik masyarakat di sadarkan dengan melihat kemampuan, hubungan sosial dan etika perseorangan yang berkeinginan maju dan mengelola kemandirian masyarakat dan kemajuan daerah secara bersama.
Masyarakat akan terjauhkan dari sentimen dan intimidasi politik uang baik secara emosional maupun parsial yang telah tercekoki selama ini.
Dengan demikian, masyarakat akan mengambil kebebasannya sendiri tanpa sentimen dan politik uang dalam menentukan kepemimpinan masa depan.
Kedua, memotong kekuatan politik jaringan tertentu. Dengan Independensi, masyarakat di ajak untuk melek politik tentang betapa kurang menguntungkannya politik jaringan dan keberpihakan partai yang hanya mempersempit ruang karya seluruh pilihan masyarakat.
Sedangkan sebuah kemandirian dan kemajuan mutlak mengutamakan konektifitas sosial sebagai syarat promosi sebuah daerah yang diperhitungkan daerah lain dan dunia luar,
bukan konsepsi sepihak jaringan politik yang selalu mengedepankan tendensi dan ambisi bahkan tak jarang menghilangkan harga diri.