Harianbengkuluekspress.id- Rencana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas melebihi BBM jenis Pertamax direalisasikan pada 2024 ini. Pasalnya, pengelolaan sampah menjadi alternatif untuk penanganan sampah sehingga membutukan inovasi baru untuk mewujudkan hal tersebut. Hal ini tersebut sejalan dengan adanya kerjasama Swiss Green Projects, antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu dengan investor dari Swiss.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLH Kota Bengkulu, Rusman Effendy, SSTP MM mengungkapkan, untuk mengolah sampah, DLH melakukan inovasi baru dengan mengolah sampah plastik yang tidak bisa diuraikan menjadi bahan yang lebih berguna lagi.
"Mencari inovasi baru untuk mengendalikan sampah yang menumpuk di kawasan TPA Air Sebakul," jelas Rusman, Kamis, 18 April 2024.
Pengelolaan sampah plastik yang dilakukan DLH dengan cara memproses sampah plastik menjadi bahan bakar yang bisa digunakan zat mineralnya. Memproses bahan bakar dari plastik ini inovasi dari Swiss. Maka, Pemkot Bengkulu bekerja sama dengan Swiss. Kemudian, nantinya mereka ini juga mengajari, serta melatih untuk pengolahan inovasi baru tersebut.
BACA JUGA:Bank Bengkulu Tawarkan Pinjaman Tanpa Biaya Melalui Program Ini
BACA JUGA:Pemkab BS Gelar Halal Bihalal Lintas Sektoral
"Alokasinya memang tahun ini dan pihak Swiss sudah menyambut baik kerjasama ini," ungkapnya.
Saat ini DLH sedang menunggu surat dari Swiss untuk datang dan mempelajari inovasi tersebut, setelah itu baru inovasi tersebut diterapkan di Kota Bengkulu.
"Kita sekarang ini sedang menunggu undangan dari Swiss. Semoga dalam waktu dekat ini ada tindaklanjutnya" kata Rusman.
Seperti diketahui, di TPA Air Sebakul tumpukan sampah sudah menggunung. Bahkan masuk kategori overload, maka dari itu perlu tindakan nyata untuk menyelsaikan masalah sampah perkotaan ini.
BACA JUGA:Buaya Selagan Mukomuko Belum Tertangkap, Ekonomi Masyarakat 6 Desa Terancam
"Sampah kita kan memang sudah menggunung, butuh penanganan," tambahnya.
TPA Air Sebakul menjadi sentra perputaran ekonomi bagi warga sekitar, seperti pemulung sampah plastik serta pengepul sampah serta para pengangkut sampah.
"TPA ini juga kan menjadi lumbung pencarian bagi masyarakat sekitar. Jadi tidaklah mungkin sampai kita hilangkan," paparnya.
Kemudian, sampah ini juga menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemkot menargetkan PAD sampah di kota ini untuk tahun 2024 ini sebesar Rp 3,5 miliar.