Kelompok Paling Rentan, Kemendikbudristek Kupas Peran Perempuan "Berdaya Hadapi Batasan"
Kemendikbudristek gelar wicara " Berdaya Hadapai Bayasan".-istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkulueskpress.id- Perempuan kerap kali menjadi salah satu unsur kelompok yang paling rentan ketika terjadinya konflik, namun di saat bersamaan juga menjadi inspirasi dalam penanganan konflik.
Pendiri Yayasan Soekarseno Peduli yang juga aktris, Cinta Laura Kiehl menuturkan organsiasi yang bertujuan merehabilitasi sekolah-sekolah rusak di Bogor, dan telah membantu lebih dari empat ratus anak sejak tahun 2006.
Ia menceritakan kisahnya ketika menjadi korban perundungan saat awal-awal meniti karir.
"Saya mengalami perundungan selama hampir dua tahun, namun saya bangkit dan menunjukkan bahwa saya individu yang tangguh dan berprestasi. Kini saya ingin terus melakukan kegiatan yang membawa dampak positif untuk orang lain," tutur Cinta.
Oleh karenanya, Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui PPusat Penguatan Karakter bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) menyelenggarakan Gelar Wicara yang bertajuk "Berdaya Hadapi Batasan".
BACA JUGA: Kemendikbudristek Lepas 283 Mahasiswi dari 67 Negara Program Darmasisma, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Setinggi 6 Lantai, Proyek Pembangunan Rumah Sakit Unib Dimulai, Disini Lokasinya
Acara itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki peran strategis dalam mewujudkan kebinekaan global, toleransi dan kedamaian.
Melalui acara ini, dapat mengangkat praktik baik dan kiprah nyata perempuan Indonesia dalam mengimplementasikan karakter kebinekaan global.
khususnya promosi kolaborasi lintas budaya, menolak prasangka, dan membantu orang/kelompok dengan identitas berbeda.
Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menjelaskan Gelar Wicara yang digelar merupakan forum dialog untuk menggagas kolaborasi lintas budaya
serta mempromosikan sikap gotong royong dan solidaritas sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila sekaligus tempat berbagi praktik baik.
"Ini merupakan ikhtiar kita bersama untuk membentuk generasi muda yang kritis, toleran, dan menghargai perbedaan, selaras dengan nilai-nilai Pancasila" ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum DWP, Franka Makarim, menuturkan perempuan memiliki nilai (value) yang selalu dipegang teguh untuk mengatasi keterbatasan.