Bursa CPO Belum Dongkrak Harga Sawit, Begini Kata APKS Bengkulu

Ketua APKS Bengkulu, Edy Mashury--

BENGKULU, BE - Asosiasi Petani Kelapa Sawit (APKS) Bengkulu menyebutkan meskipun pemerintah pusat telah mendirikan Bursa Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia, namun harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit belum terungkit. Bahkan rata-rata harga TBS kelapa sawit di Bengkulu masih Rp 2 ribu per kilogram.

Ketua APKS Bengkulu, Edy Mashuri mengatakan walaupun bursa CPO telah diresmikan, namun harga TBS kelapa sawit belum begitu terangkat. Hal itu disebabkan harga CPO di Indonesia yang belum begitu bergairah.

"Pemerintah Pusat harus mengevaluasi Bursa CPO di Indonesia. Harusnya kehadiran bursa tersebut bisa membuat harga TBS kelapa sawit ikut terangkat," kata Edy, Kamis (9/11).

Edy menjelaskan, pendirian Bursa CPO di Indonesia harusnya bisa memberikan keuntungan signifikan bagi petani kelapa sawit di indonesia termasuk Bengkulu. Sebab adanya bursa tersebut, patokan harga CPO sudah sesuai kondisi pasar dalam negeri.

"Kami sebagai petani kelapa sawit sangat berharap bursa CPO bisa berdampak ke harga TBS kelapa sawit. Karena saat ini harga CPO tidak berpatokan dari luar negeri lagi," ujar Edy.

Selain itu, APKS juga menyoroti pentingnya membangun pasar domestik yang kuat untuk kelapa sawit. APKS berpendapat bahwa dengan memiliki bursa CPO sendiri, Indonesia dapat meningkatkan daya tawar negosiasi dalam perdagangan internasional dan mengurangi ketergantungan pada bursa luar negeri.

"Pendirian Bursa CPO merupakan langkah penting dalam memperkuat pasar domestik dan meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam perdagangan internasional. Kami berharap pemerintah dapat mendengar aspirasi petani dan segera bertindak," beber Edy.

APKS berharap Bursa CPO bisa meningkatkan harga CPO. Sehingga harga TBS kelapa sawit ikut meningkat. Sebab, ketika harga CPO menguat maka harga TBS kelapa sawit akan ikut menguat.

"Kami berharap Bursa CPO bisa memberikan kesejahteraan bagi petani kelapa sawit, salah satunya melalui peningkatan harga TBS kelapa sawit," pungkasnya.(999)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan