Tabut, DLH Pagari Median Jalan, Ini Tujuan DLH Kota Bengkulu
IST/BE Sejumlah taman bunga yang berada di median jalan diberikan pagar pengaman sementara untuk mengantisipasi kerusakan dari agenda pembuangan Tabut, Selasa, 16 Juli 2024. --
Harianbengkuluekspress.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu memasang pagar pengaman untuk taman di sepanjang median jalan Jendral Sudirman dan Jalan Soeprapto. Pemagaran itu untuk mengantisipasi kerusakan taman/bunga yang rawan diinjak oleh masyarakat saat menyaksikan pembuangan Tabut 2024.
"Semua taman bunga yang kami rawat di median jalan mulai dari taman di bundaran Fadhillah, Jalan Soeprapto sampai S parman kita pasangi pagar biar orang-orang nanti ada batasan tidak menginjak tanaman," ujar Kepala DLH Kota Bengkulu, Riduan, Minggu 14 Juli 2024 kepada BE.
Untuk memastikan kondisi taman itu tetap terjaga, pihaknya juga menepatkan puluhan petugas DLH memantau aktifitas masyarakat saat menyaksikan tabut tebuang.
"Petugas kita tempatkan di sana, agar pengunjung tidak menginjak taman dan memastikan tidak ada oknum yang melepas pagar, karena itu bisa memicu kerusakan lainnya," tegasnya.
BACA JUGA:Catin Diantisipasi Judi Online, Mendagri Instruksi PAI Lakukan Ini
BACA JUGA:Menag Serahkan Kepengurusan Slot Time Penerbangan Jemaah Haji ke Pihak Garuda
Berkaca pada festival tabut 2023, DLH Kota Bengkulu, mengalami kerugian besar. Banyak aset taman bunga yang berada di median jalan yang telah ditanami DLH rusak dan mati akibat kerumunan warga saat menunggu tabut tebuang.
Dijelaskan Riduan, untuk menciptakan dan merawat taman di median jalan itu memakan anggaran hingga puluhan juta rupiah yang berasal dari APBD kota.
"Jangan sampai setiap tahun kita dirugikan terus. Kalau sudah rusak siapa yang mau tanggungjawab. Dulu, kita sudah turunkan petugas untuk berjaga tetapi jumlah masyarakat terus meningkat, maka penjagaan tidak terbendung. Tahun ini kita persiapkan lebih matang lagi," tandasnya.
Riduan menjelaskan, penyelenggara festival tabut ini sepenuhnya wewenang Pemerintah Provinsi kerjasama dengan KKT. Sedangkan kota diminta mengelola angkutan sampah yang nilai PAD-nya terbilang kecil. Bahkan tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Ditambah lagi, ada potensi kerugian akibat kerusakan aset taman itu yang mencapai puluhan juta.
BACA JUGA:Atasi Masalah Tidur, Berikut Manfaat Minum Air Serai Sebelum Tidur Menurut
"Pada dasarnya yang kami peroleh itu tidak seimbang, karena lebih banyak merusak aset milik kota," tegasnya.
DLH mengusulkan festival Tabut tahun berikutnya bisa dialihkan ke kawasan objek wisata Pantai Panjang. Hal ini mempertimbangkan agar aset kota tidak banyak rusak. Disamping itu kawasan Pantai Panjang dianggap lebih cocok, karena tidak menimbulkan kemacetan ditengah kota. (Medi Karya Saputra)