Dua Tantangan Guru Madrasah Di Era AI, Direktur GTK Madrasah: Guru Meng-upgrade Diri
Tantangan Guru madrasah di Era Artificial Intelligence (AI)-istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar menuturkan di era teknologi digital, Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah menghadapi berbagai tantangan baru dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Dua tantangan yang kompleks di era Artificial Intelligence (AI) diantaranya adalah kompetensi digital dan daya kritis siswa.
"Kepala madrasah, guru, dan pengawas madrasah agar terus meningkatkan kompetensi digital di era AI yang terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki, tetapi teruslah meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan dengan kemampuan siswanya," terang Thobib Al Asyha di hadapan 300 kepala madrasah, guru, dan pengawas madrasah di kota Palu.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Ikan Cupang Pembawa Keberuntungan dan Penarik Rezeki
BACA JUGA: Rekomendasi Website, Mengubah Dokumen JPG ke PDF Untuk Pendaftaran CPNS
Thobib mengingatkan bahwa siswa masa kini sangat kritis. Jika mereka bertanya, bukan berarti karena mereka tidak tahu.
Kadang, pertanyaan disampaikan untuk menguji kemampuan gurunya. Untuk itu, ia meminta GTK madrasah untuk meningkatkan kompetensi digital agar tidak ketinggalan dengan anak didiknya.
"Guru harus sadar di era teknologi seperti ini. Jika ada anak didik bertanya kepada guru, bukan berarti anak itu tidak tahu, tetapi bisa jadi menguji kemampuan gurunya. Sejauhmana gurunya memiliki kualitas. Kalau kita menjawab tanpa ilmu, bisa celaka kan? Karena anak didik kita yang nota bene generasi Z atau alpha sangat akrab dengan dunia digital," ujarnya.
Ia juga mengatakan agara guru tidak berhenti dalam mengupgrade ilmu dan menjadi guru pembelajar , dengan harapan guru yang terus berproses maju maka kualitas pendidikan madrasah pun akan bergerak maju.
"Jangan pernah berhenti untuk terus berproses menjadi guru pembelajar. Jangan berhenti untuk terus belajar. Jika guru berhenti untuk berproses maju, maka pendidikan madrasah takan stagnan dan terus ketinggalan," bebernya.
BACA JUGA:Tukang Tambal Ban yang Ditemukan Meninggal Berlumuran Darah Dimakamkan, Polisi Usut Penyebabnya
BACA JUGA:Hafidz Asal Indonesia Juara 3 di Arab Saudi, Ini Sosoknya
Dosen Psikologi Sufistik pada Kajian Timteng dan Islam SGSK Universitas Indonesia itu mengajak kepada guru dan tendik madrasah agar menjaga kekhasan madrasah sebagai kawah candradimuka SDM yang mengajarkan ilmu pengetahuan, pembentukan karakter, dan Islamic values.
"Kepada guru madrasah, tolong jaga kekhasan madrasah dengan baik. Jangan jadikan madrasah seperti sekolah. Biarkan sekolah berkembang sesuai wataknya. Tetapi madrasah harus menjaga keunikan sebagai tempat penggemblengan SDM yang berilmu secara integratif, memiliki skill yang unik, dan berakhlak mulia seperti spirit berdirinya madrasah yang tumbuh dari nilai-nilai kemasjidan dan pondok pesantren", pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, Thobib membagikan 3 alat pendukung pembelajaran berupa laptop kepada tiga guru madrasah non ASN yang belum sertifikasi. Ketiga guru tersebut adalah Siti Herawati, guru RA Darul Iman, Kota Palu, Avryana Indradewi, guru MTs Al Khairat Alindau, Donggala, Sulteng, Herdayanti, guru RA Al-Ikhlas Duyu, Kota Palu.(**)