Longsor dan Banjir Melanda; Jalan Lumpuh 5 Jam, Jembatan Hanyut Diterjang Arus

RENALD/BE - Petugas BPBD BS membersihkan tumpukan material longsor di Kecamatan Ulu Manna. Tampak para petani tak bisa menyeberangi Sungai Kedurang lantaran jembatan hanyut dibawa arus, Rabu (15/11).--

KOTA MANNA, BE - Akibat hujan deras mengguyur Bengkulu Selatan (BS) sejak Selasa (14/11) sore hingga malam membuat terjadi tanah longsor dan jembatan hanyut diterjang banjir. 

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan (BS) menyebutkan, longsor terjadi di jalan penghubung Manna - Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), tepatnya di Desa Batu Betajuk Kecamatan Ulu Manna yang memutus akses selama 5 jam. 

Sedangkan jembatan rumah melanda jembatan permanen sentra produksi di Desa Lawang Agung Kecamatan Kedurang lantaran hanyut dibawa arus sungai. 

“Dari peristiwa bencana alam tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Memang ada dua insiden yang diakibatkan bencana alam tersebut, hanyutnya jembatan dan tanah longsor,” ungkap Plt Kalaksa BPBD BS, Hen Yepi SPi kepada BE, Rabu (15/11).

Lebih lanjut, Hen Yepi menyampaikan nilai kerugian dari bencana alam tersebut  mencapai ratusan juta rupiah. Hal tersebut terlihat dari adanya kerusakan jembatan permanen yang menjadi akses satu-satunya petani di Desa Lawang Agung untuk menjangkau hamparan sawah dengan menyeberangi Sungai Kedurang.

“Kejadian longsor kali ini pertama sejak bencana kemarau beberapa bulan lalu. Tumpukan material cukup tinggi dan panjang. Lalu lintas sempat lumpuh sementara sebelum evakuasi material diselesaikan petugas,” sampainya.

Hen juga menerangkan, faktor utama longsor di Desa Batu Betajuk disebabkan terjadinya pergerakan tanah di tebing tepi jalan lintas. Sebab, selama ini bagian tanah retak lantaran kondisi kering, setelah diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi. Secara spontan tanah langsung bergerak dan terjadilah longsor yang menutupi jalan.

“Sudah kami antisipasi sejak awal, terlebih di kawasan perbatasan Bengkulu Selatan dan Sumsel ini banyak tebing tinggi. Bahkan, yang lebih khawatir lagi jalan bisa saja putus karena tergerus tanah di bawahnya,” terangnya.

Hen menyampaikan pihaknya tidak menggunakan alat berat untuk membersihkan material longsor yang ada, karena material longsor tidak terlalu tebal. Ketebalan material hanya mencapai 1 meter dengan panjang 8 meter.

“Petugas Kami membersihkan material dengan menggunakan peralatan pacul dan sekop. Jalan sudah bisa dilalui dan aman,” bebernya. 

Hen juga mengungkapkan untuk perbaikan jembatan permanen di Desa Lawang Agung sejauh ini masih diupayakan jembatan darurat. Sebab, untuk membangun jembatan permanen perlu anggaran yang besar, sementara Dana Tanggap Bencana (DTB) di BPBD BS sudah kosong.

“Nanti kita akan usulkan untuk rehab jembatan tahun depan, kalau tahun ini anggarannya sudah habis. Tapi nanti diupayakan pembangunan jembatan darurat, agar akses petani ke lahan mereka kembali lancar,” ungkapnya.

Mengingat curah hujan sudah mulai tinggi, Hen mengimbau agar masyarakat dapat berhati-hati dalam berlalu lintas di area rawan longsor. Pihaknya juga telah memasang papan peringatan di setiap titik jalan yang rawan longsor. 

“Total ada 15 titik peringatan bagi pengendara. Selain itu, kami mengimbau pengendara agar menghindari perjalanan malam hari dalam kondisi hujan lebat dan petir. Termasuk jangan beraktivitas di sungai saat hujan sedang lebat,” pungkasnya. (117)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan